Dua Tahun Kepemimpinan Bupati Wihaji dan Wakil Bupati Suyono




Kemiskinan Menurun, Kejar Mimpi Besar Visit to Batang 2022

'' Perubahan berawal dari mimpi besar. Mimpi besar akan membawa pada pencapaian besar. Tidak mudah, namun menantang untuk ditaklukan''.


HARI ini, Rabu, 22 Mei 2019, menjadi peringatan dua tahun kepemimpinan Bupati Wihaji dan Wakil Bupati Suyono memimpin Kabupaten Batang. Meski baru dua tahun, berbagai pencapaian sudah dilakukan keduanya. Kepemimpinan Wihaji-Suyono dilandasi mimpi besar melakukan transformasi Kabupaten Batang menjadi daerah maju, dan masyarakat yang semakin sejahtera. Pemikiran mereka jauh ke depan dengan visi jangka panjang. 

Dilantik pada 22 Mei 2017 lalu, Bupati Wihaji dan Wakil Bupati Suyono menetapkan visi Terwujudnya Kabupaten Batang yang Harmonis, Energik, Berdaya Saing, Tenteram dan Sejahtera pada Tahun 2022.  Mereka bertekad membawa Kabupaten Batang setara dengan daerah-daerah maju lain di Indonesia. Apalagi Batang memiliki semua prasyarat untuk menjadi daerah maju.

Batang memiliki pantai, daratan, pegunungan serta letak strategis di jalur Pantura. Selain itu Batang dilalui rel ganda kereta api, jalan tol, dan memiliki pelabuhan niaga. Batang juga kini punya sumber energi berskala besar PLTU 2x1.000 megawatt yang didesain  memasok kebutuhan listrik nasional. Semua potensi tersebut tidak dimiliki daerah lain.

Untuk membuat akselerasi menjadi daerah maju, salah satu kuncinya pada kepemimpinan (leadership) yang mumpuni. Karena itu, pasangan Wihaji dan Suyono mencoba membangun kepemimpinan yang lincah (agile) dengan berbagai terobosan yang dilakukan.

'' Selama dua tahun memimpin Batang, kami sudah berupaya melakukan banyak hal. Kami optimis, dengan potensi yang dimiliki, Batang ke depan akan mengalami percepatan kemajuan. Tentu itu tidak bisa hanya karena pemerintah daerah. Tapi harus dilandasi kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai elemen lain melalui semangat Guyub Rukun Mbangun Batang,'' ujar Bupati Wihaji.

Wihaji mengungkapkan, guna mewujudkan visi yang ada, program-program prioritas telah digulirkan. Seperti smart village, 1.000 pemuda berwirausaha, 100 investasi untuk 10.000 lapangan pekerjaan, pengembangan pariwisata dan investasi, sampai program jalan desa mulus, jembatan halus dan irigasi terurus.

Dari sisi kesejahteraan sosial, perkembangannya menunjukan indikator positif. Pada tahun 2017 misalnya, angka kemiskinan sebesar 10,8%, dan menurun menjadi 8,69% di 2018.  Angka tersebut menunjukan progres nyata pemerintah daerah dalam upaya pengentasan kemiskinan. IPM Batang juga mengalami perbaikan. Jika pada tahun 2016 sebesar 66,38, di 2017  menjadi  67,35, dan di 2018 sebesar 67,86. Pemkab juga saat ini memiliki program e-Sakti atau santunan kematian  untuk membantu masyarakat kurang mampu. Mereka juga menaikan tunjangan tahunan guru madrasah diniyah dan memberi insentif untuk ketua RT.

'' Untuk pertumbuhan ekonomi Batang mengalami peningkatan. Jika di 2016 sebesar 4,98%,  maka di 2017 menjadi 5,29%. Angka tersebut lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah  5,27% dan nasional 5,07%,'' katanya

Langkah Gebrakan

Setiap transformasi butuh waktu dan tidak bisa instan. Namun pemimpin perubahan selalu melihat zona-zona baru. Mereka terus membangun mimpi, dan mencari jalan agar itu bisa direalisasikan. Berbagai gebrakan dilakukan Bupati Wihaji bersama Wakil Bupati Suyono untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang ada.  

Di bidang pendidikan, Bupati Wihaji dan Wakil Bupati Suyono berhasil menghadirkan perguruan tinggi negeri yang sudah sangat lama didambakan masyarakat Batang.  Saat ini telah hadir Universitas Diponegoro (Undip) kampus Batang dengan program studi D3 Public Relation dan Perpajakan. Pemkab Batang juga telah menghibahkan lahan seluas 9,5 hektare guna pendirian Fakultas Pertanian dan Peternakan Undip di Desa Tumbrep, Bandar. Ini merupakan pencapaian besar karena impian masyarakat Batang akan hadirnya perguruan tinggi akhirnya bisa diwujudkan.

Dari sisi transportasi, Bupati Wihaji berhasil melobi PT KAI untuk mereaktivasi Stasiun Batang yang sudah bertahun-tahun tidak dioperasionalkan. Stasiun Batang saat ini sudah bisa kembali melayani penumpang guna memenuhi moda transportasi bagi masyarakat, investor dan wisatawan di Batang. Bupati Wihaji juga berhasil melakukan lobi tingkat tinggi pada Presiden Joko Widodo terkait pembangunan rest area terpadu berkonsep Transit Oriented Development (TOD).  TOD merupakan gagasan  Bupati Wihaji untuk merespons pengoperasian tol Trans Jawa.  Harapannya kelak akan menjadi new city atau kota baru dengan fasilitas wisata, hotel dan UMKM. Daerah-daerah lain yang dilalui jalur tol belum memiliki konsep seperti ini.

Gebrakan lain adalah menghadirkan pelayanan penerbitan pembuatan paspor yang sekarang bisa dilakukan di Kabupaten Batang. Ini merupakan kerjasama Pemkab Batang dengan Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Pemalang sebagai Unit Layanan Paspor (ULP) portable di Kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Batang. Dibukanya ULP di Kabupaten Batang membuat masyarakat Batang dan sekitarnya
bisa mengurus paspor lebih mudah karena tidak harus ke Pemalang.

Bupati Wihaji dan Wakil Bupati Suyono juga berkomitmen menjadikan masyarakat sebagai kekuatan pembangunan daerah. Mereka membuka ruang komunikasi melalui program Ngudo Roso dan Ngombe Kopi (Ngobrol Bebas Karo Bapak Bupati). Keduanya melaksanakan agenda kunjungan kerja ke berbagai desa-desa untuk mendengar aspirasi masyarakat. Tidak hanya bertemu dengan warga, mereka bahkan  tidur bermalam di rumah warga secara langsung.

Bupati Wihaji juga melakukan langkah terobosan dengan melakukan pencanangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) serentak se Kabupaten Batang Maret kemarin. Kegiatan ini untuk pertama kalinya digelar di Indonesia.
Pencanangan APBDes serentak dilakukan untuk mencegah terjadinya berbagai persoalan, termasuk kasus hukum dalam pelaksanaan dana desa. Sekaligus juga menyemangati antar desa agar pencairan dana desa bisa dilakukan secara bersama-sama.

Visit to Batang

Bupati Wihaji menegaskan, selama lima tahun kepemimpinannya, akan fokus pada mimpi besar program Visit to Batang 2022. Itu dilakukan melalui pengembangan secara serius di sektor pariwisata dan investasi, dibarengi peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM). Untuk mendorong agar tiga sektor tersebut mengalami lompatan, maka Pemkab membentuk tim percepatan investasi,  pariwisata dan peningkatan IPM.

Visit to Batang 2022 merupakan impian Batang menjadi daerah tujuan wisata dan investasi, ditopang kekuatan IPM yang ada.  Jika sebelumnya Pemkab Batang menggulirkan tagline ''Ayo Piknik lan Investasi nang Batang'', sekarang mereka memperkuat dengan tagline '' Ayo Terus Piknik lan Investasi nang Batang''.

'' Untuk investasi, kita yakin, sebentar lagi Batang benar-benar akan menjadi magnet bagi investor. Ini karena revisi Perda Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) akan segera selesai. Dari pemerintah pusat tinggal menunggu revisi sedikit lagi. Tanggal 22 Mei menjadi revisi terakhir. Setelah itu akan masuk ke DPRD untuk dibahas. Kami harapkan, revisi perda ini bisa selesai pada Agustus mendatang,'' katanya.

Saat ini, meski revisi Perda RTRW belum selesai, nilai investasi Batang sudah termasuk tinggi. Di 2018 misalnya, mencapai Rp 8,5 triliun, atau menempati peringkat kedua di Jawa Tengah. Jika revisi Perda RTRW rampung, maka nilai investasi akan semakin membesar. Keberadaan PLTU berkapasitas besar 2x1.000 megawatt, menjadi salah satu pemikat utama bagi industri untuk masuk ke Batang. Pemkab telah menyiapkan kawasan industri di lima kecamatan yaitu Kandeman, Tulis, Subah, Banyuputih, Gringsing dengan luas lahan mencapai 5.000 hektar.

'' Sekarang ini banyak investor yang sudah mengantri ingin masuk ke Batang.  Revisi Perda RTRW akan mendorong kesejahteraan masyarakat, meningkatkan daya saing dan memunculkan peradaban baru.  Tinggal bagaimana kita menyiapkan sumber daya manusia agar beradaptasi dengan perubahan yang ada,'' katanya.

Di sektor pariwisata, Pemkab Batang sangat serius menjadikan prioritas pembangunan. Berbagai destinasi wisata dibenahi dan program-program baru dimunculkan. Seperti Minggon Jatinan di Hutan Kota Rajawali yang viral dan ramai dikunjungi wisatawan. Ada juga  Bukit Sikuping yang kini sebagai destinasi wisata paralayang berskala nasional. Di Batang, sedikitnya ada 63 spot wisata yang tersebar di 15 kecamatan. Baik wisata alam, religi, budaya, olahraga maupun petualangan. Pemkab sekarang sedang berkonsentrasi secara penuh mengembangkan sektor pariwisata melalui Visit to Batang 2022.

'' Kami ingin ke depan Batang menjadi daerah utama tujuan wisatawan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Berbagai program terus kita kembangkan. Salah satunya dengan  paket 4 Si yang menjadi prioritas yakni Pantai Sigandu berupa wisata pantai, Bukit Sikuping wisata olahraga dan petualangan, Sikembang wisata pegunungan, dan  Silurah wisata budaya serta sejarah,'' katanya. (trisno suhito)



Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)