Pekerjaan Kita: Mengingat dan Bersyukur pada Allah

Apa sebenarnya pekerjaan kita di dunia? Menjadi pengusaha, birokrat, pedagang, guru, wartawan, peneliti atau identitas lain seperti yang tercantum dalam kartu tanda penduduk (KTP)?

Kalau menggunakan perspektif dunia, maka pekerjaan kita yang seperti dalam KTP tersebut. Tapi dalam perpektif spiritual, pekerjaan kita di dunia adalah untuk MENGINGAT ALLAH. Ya, kita diminta "bekerja" sebagai hamba yang diharapkan selalu mengingat Allah.

Ibadah apapun yang dilakukan sebenarnya dalam kerangka menjadikan kita punya kesadaran sebagai hamba agar  mengingat Allah. Coba cek dan periksa ayat ayat dalam Al Qur'an, bagaimana jelas dan tegas manusia diingatkan terus menerus dalam firman Tuhan tersebut agar memiliki kesadaran sebagai hamba, dan diminta mengingat fitrahnya tersebut.

Karena itu, ada mekanisme yang dibuat Allah agar manusia sadar akan posisi kehambaannya. Seperti melalui shalat, puasa, membaca Al Qur'an, sedekah, berdzikir dan sebagainya. Secara substansi, semuanya agar kita ditarik dalam dimensi mengingat Allah sebagai seorang hamba.

Jika manusia bisa selalu terkoneksi dengan Allah dan sadar akan posisinya sebagai hamba, maka dia akan terdeteksi dengan kesadaran melakukan "pekerjaanya"  tersebut. Dia akan menjalankan dengan penuh antusiasme, kesadaran tinggi dan rasa gembira.

Syukur

Dalam perspektif lain, kita juga bisa cek dalam Al Qur'an.

" Mereka (para jin) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya diantaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi, patung-patung, piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk-periuk yang tetap (berada di atas tungku). BEKERJALAH WAHAI KELUARGA DAWUD UNTUK BERSYUKUR (KEPADA ALLAH). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba Ku yang bersyukur. (Q.S. Surat Saba' ayat 13).

Dalam ayat tersebut, tertulis agar keluarga Nabi Dawud bekerja untuk bersyukur. Jadi syukur adalah "pekerjaan" hamba yang diminta Allah.  Kenapa kita bersyukur?

Sebab  Allah selalu menjaga kita, keluarga kita, keimanan kita, KeIslaman kita sampai masyarakat dan bangsa kita. Allah juga selalu mengurusi kita tidak pernah lelah. Nafas kita, aliran darah kita, mekanisme tubuh kita, rezeki kita, kesehatan kita dan semua aspek kehidupan kita Allah selalu urus dengan kasih sayang-Nya.

Dengan bersyukur kita akan diberikan dan ditambahkan nikmat-nikmat dalam kehidupan ini. Syukur adalah tanda seorang hamba tahu diri bahwa dia diurus dan selalu dijaga Allah. Allah adalah sumber kehidupan, sumber perlindungan, sumber pertolongan, sumber kebahagiaan, sumber penjagaan, dan sumber pengamanan hamba-Nya. (Trisno Suhito)

Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)