Makna

Image result for hati
Hidup harus tinggal bersama makna. Makna menentukan jiwa. Perasaan yang terisi oleh  pengetahuan, spiritualisme dan antusiasme. Jiwa yang kosong karena kehilangan makna. Jauh dari perasaan yang terisi kedalaman hidup. Dengan memiliki makna, maka tahu kemana hidup harus melangkah. Memahami untuk apa hidup dan membuat hati selalu bergairah.

Bukan justru kebingungan di tengah arus zaman. Mereka yang tidak bisa 'menaklukan' makna maka akan mengalami kekosongan jiwa. Tak tahu arah. Lepas arah. Jika sudah memiliki makna maka simpul sangkan paraning dumadi akan terpegang. Darimana kita berasal, untuk apa kita hidup dan kemana akan menuju itu akan menjadi kekuatan daya gerak hidup.

Jangka pendek, lakukanlah yang terbaik, do the best. Jangka menengah, menjadi bagian membangun peradaban dan keadaban. Jangka panjang, berjumpa dengan Allah. Itu bisa menjadi salah satu tafsir makna hidup. Tafsir lain boleh dilakukan. Sangat beragam. Ada orang yang merasa jenuh dengan perut yang selalu kenyang. Semua makanan sudah pernah masuk dan dirasakan. Jiwanya memberontak. Perutnya terlalu banyak terisi sehingga justru membuat dia kehilangan makna. Makanan ternyata hanya memberi asupan materi dalam perut. Hidup terasa tidak bermakna.

Tiba-tiba dia menemukan makna ketika mengosongkan perut. Ketika perut tidak terisi, dia merasakan tubuh terasa lebih nikmat. Hati mendapat pencerahan. Ada cahaya yang masuk. Perut kosong, ternyata membuat hati terbuka akan cahaya makna. Setiap kali berbuka dia merasakan kenikmatan tiada tara. Ada penantian di sana.  Ada perasaan yang tidak bisa diungkapkan oleh jiwa. Hati sangat riang  ketika seteguk air masuk ke dalam mulut, makanan mengisi perut.

Begitu air dan makanan masuk, ternyata perut meminta jangan diisi sekaligus. Perlahan-lahan. Sebab ada kenikmatan yang sedang tidak terbendung. Dia menemukan makna dari kosongnya perut untuk tidak menahan makanan dan nafsu lainnya. Ruh seperti bergembira sebab ada yang dinantikan, bersama spirit pribadi yang ingin mencari makna. Puasa memang mengosongkan perut, tapi mengisi hati dengan cahaya. Berbuka adalah kegembiraan bagi perut sekaligus  untuk jiwa. Mereka merayakan itu bersama-sama.Saat itu juga;  ciis, mari bersulang.

Puasa dan ibadah lain penuh dengan makna untuk mengisi hati. Sayang kita kadang tidak bisa menangkapnya. Yang ada hanya dalam wujud materi. Tidak bisa meresap ke dalam sanubari. Itulah mengapa ibadah tidak bisa menghantarkan sampai menemukan makna. Jika setiap ibadah bisa membuat kita menemukan dan merasakan makna, maka yang ada hanyalah candu. Pesta kenikmatan ibadah yang setiap saat ingin mengulanginya. Namun  tidak setiap orang bisa sampai kesitu. Bukan salah siapa-siapa. Tapi karena manusia memang diminta untuk bekerja keras: MENCARI MAKNA. Jangan pernah berhenti. Teruslah melakukan. Makna  tersimpan dalam diri yang sangat dekat. Ingin disapa dan diikat jiwa. Dia sudah menunggumu untuk dibuka, dengan cahaya dan tekad yang kuat dari diri. (trisno suhito) 



















Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)