Membangun Gerakan Bersama Pariwisata Batang




Salah satu tantangan membangun sektor pariwisata di Kabupaten Batang adalah bagaimana menjadikan program ini sebagai sebuah GERAKAN BERSAMA. Pariwisata bukan hanya digerakan oleh jajaran pemerintah daerah saja, tapi harus melibatkan berbagai elemen. Jika hanya digerakan oleh pemerintah, maka tingkat tingkat efektivitas, kecepatan dan spektrum keberhasilan program ini akan kurang bisa mencapai titik maksimal.

Pemkab Batang saat ini sudah memiliki visi besar dalam pengembangan pariwisata. Batang Heaven of Asia dan Visit to Batang 2022 menjadi narasi yang saat ini sudah mulai familiar bagi masyarakat.  Secara teori, itu berarti sudah ada peta (map) yang dibuat untuk mencapai tujuan. Namun, tantangannya justru pada pertanyaan mendasar; soal how (bagaimana) mencapai itu semua. Jika peta (map) sudah punya, maka tinggal bagaimana diikuti di aspek teritori atau  kemampuan merealisasikan itu di lapangan.

Disinilah tantangannya. Bagaimana visi besar yang ada harus diikuti dengan perencanaan dan langkah besar. Dan itu tidak bisa dilakukan sendirian oleh jajaran pemerintah daerah. Namun harus dan wajib melibatkan berbagai elemen agar visi besar pembangunan pariwisata bisa terealisasi. Pembangunan pariwisata harus menjadi sebuah gerakan. Bukan hanya gerakan pemerintah daerah, tapi gerakan kolektif semua kekuatan yang ada.  Sebab saat ini kita masih mendengar di beberapa pihak, pengembangan pariwisata di Batang masih didominasi oleh pemerintah daerah. Belum menjadi sebuah visi dan program yang memacu semua elemen untuk bersama-sama mencapainya. 

Karena itu, kata kuncinya adalah kolaborasi antar aktor sangat diperlukan. Ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai hal tersebut. Pertama, pemetaan aktor-aktor yang bisa diajak berbagi peran dalam mendukung program pariwisata. Mereka terdiri dari beragam elemen, seperti DPRD, PHRI, pengelola usaha wisata, biro perjalanan, pengelola tempat hiburan, komunitas, desa-desa pariwisata, pelaku ekonomi kreatif kerajinan, dan lainnya.

Kedua, merangkul mereka untuk satu irama, satu frekuensi sampai level great feeling guna bersama-sama membangun kekuatan kolektif. Mereka harus dilibatkan agar menghasilkan daya ungkit sehingga pembangunan pariwisata bisa lebih diakselerasi dan ada percepatan-percepatan pencapaian.

Ketiga, membuat forum khusus sebagai ruang pemetaan bersama antar elemen. Selama ini, kesan kuat yang muncul, pemetaan persoalan pariwisata masih menjadi milik pemerintah daerah. Sementara elemen-elemen lain belum dilibatkan. Jajaran di legeslatif pernah mengeluhkan hal ini. Demikian juga elemen lainnya. Karena itu penting diadakan semacam forum bersama seperti melalui focus group discussion (FGD). Dari forum semacam ini, nanti akan bisa dilakukan analisis SWOT secara bersama-sama; apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan sektor pariwisata.

FGD perlu difasilitasi oleh fasilitator yang ujungnya adalah dapat merangkum semua gagasan, ide-ide berbagai komponen, sampai kemudian bagaimana merumuskan rencana aksi bersama. Dengan demikian ada ikatan gagasan dan semangat yang bisa memacu semua komponen untuk bergerak memajukan pariwisata di Kabupaten Batang.  

Keempat, melaksanakan rencana aksi bersama tersebut sembari terus menjaga semangat dan upaya memajukan dunia pariwisata Batang. Tidak kalah penting adalah bagaimana elemen-elemen yang ada, diajak membangun sekaligus mengajak jejaring (networking) yang mereka miliki. Dengan demikian, akan semakin banyak pihak yang menjadi public relation (PR) pariwisata di Batang. Bukan hanya dari pemerintah daerah saja, tapi dari berbagai kelompok atau elemen. (trisno suhito)




 











Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)