HMI Kehabisan Stok Ulama


HMI sepertinya harus mawas diri. Terutama dengan kondisi internalnya yang semakin kekurangan stok ulama. Jika mau berhitung, dalam 10 tahun ini saja, berapa ulama yang sudah dihasilkan HMI dan terjun ke masyarakat. Adalah ironi jika HMI sampai kehabisan stok kader ulama. Sebab, organisasi ini digerakan spirit Islam. Dan, dakwah yang mesti dilakukan tidak sekedar dalam bentuk wacana intelektual. Tapi, juga dengan turun ke masyarakat memberikan pemahaman keagaamaan. HMI memang sulit seperti NU yang punya massa konstan dan ‘fanatik’. Ibarat pohon NU itu punya akar yang kuat di masyarakat dengan basis masanya. Sementara HMI itu kelihatan rindang daunnya, tapi secara akar kita tidak bisa menyamai NU, atau Muhammadiyah misalnya.

HMI tampak kurang serius dalam menyemangati Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI). Padahal dari sinilah calon-calon dai atau ulama dilahirkan melalui rahim HMI. Ini pula setelah sekian tahun di HMI aku melihat ada yang kurang di HMI. Kita terlalu terpaku pada wacana intelektual yang setengah-setengah. Politik yang ragu-ragu dan tidak jelas. Dan, pengembangan dakwah yang tidak punya strategi. Memang tidak ada atau belum ada penelitian soal LDMI dan produknya. Tapi, secara rasa itu bisa ditangkap. Kita tampaknya memang masih kurang mampu menterjemahkan Islam sebagai doktrin dalam bentuk orientasi program. Apalagi dalam operasionalisasi yang aktual.

Mungkin juga karena kita organisasi mahasiswa. Begitu banyak rupa kendala; dari masalah kuliah, finansial, koordinasi dsb. Tapi, yang tidak bisa didapatkan dari organisasi di luar mahasiswa adalah bara idealisme yang menyala. Inilah sebuah kekuatan besar yang menjadi penopang daya hidup komunitas mahasiswa. 

 Catatan seorang mahasiswa, selasa, 23 Oktober 2007

Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)