Illaria Menjemput Cinta Dzulfikar (1)


Berkenalan di Facebook, Terbang dari Italia Menemui Pujaan Hati

Illaria, perempuan ayu dari negeri Pizza, Italia,  menimbulkan kehebohan. Perempuan dengan rambut sebahu ini ini jauh-jauh terbang dari Italia ke Indonesia. Tujuannya hanya satu. Bagaimana bisa sampai ke Desa Tragung, Kandeman, Kabupaten Batang, untuk bertemu dengan pujaan hatinya, Dzulfikar, yang hanya ia kenal di Facebook. Tak tanggung-tanggung, ia juga ingin membangun bahtera keluarga dengan Dzulfikar meskipun sebelumnya belum pernah bertemu secara langsung.


Ya, cinta adalah misteri. Tak ada yang bisa membendung manakala cinta sudah bersemayam dalam hati dua sejoli.Sarananya bisa bermacam-macam, termasuk lewat media sosial, seperti yang dialami Illaria dan Dzulfikar.


'' Pernikahan keduanya diharapkan bisa terlaksana dan bisa lancar. Illaria sudah yakin karena merasa cocok dengan Dzulfikar. Termasuk juga mau untuk memeluk Islam. Saudara kami juga sudah ada yang membelikan mukena dan sajadah untuk Illaria. Dan mukena tersebut sudah saya cobakan untuk dipakai Illaria. Terlihat Cantik,'' puji ibu Dzulfikar, Ismoyowati.


Illaria yang di Italia bekerja sebagai instruktur renang anak-anak sekolah dasar (bukan sebagai pekerja restoran seperti yang diberitakan), sebenarnya sudah dua kali mau datang ke rumah Dzulfikar, namun selalu berhasil dicegah Dzulfikar. Mereka terus berkomunikasi lewat Facebook. Kadang Dzulfikar berkomunikasi dengan datang ke warnet, dan kadang menggunakan HP miliknya. Ketika Illaria mengungkapkan  untuk ketiga kalinya, dia sudah tidak bisa mencegah. Dzulfikar takut kalau dihalangi lagi, akan membuat Illaria putus asa.


'' Sebab hati dan pikiran Illaria sudah ke Dzulfikar. Akhirnya dia terbang dari Italia ke Indonesia dan sempat transit di Dubai terlebih dahulu. Dari Bandara Soekarno-Hatta, Illaria menyewa travel menuju ke rumah saya. Ketika turun dari mobil dan bertemu Dzulfikar, dia memeluk anak saya sangat kencang, hampir setengah jam dan menangis. Saya saja seperti mimpi, apalagi orang di luar sana,'' katanya.


Rasa mantap untuk menikah juga disampaikan Illaria pada jajaran aparat pemerintahan yang menemui dirinya saat pertama kali datang. Kepada Kades Tragung, Wanuri, Illaria juga menyampaikan serius untuk siap menjalani biduk rumah tangga dengan Dzulfikar.


'' Illaria mengatakan memang ingin menikah dengan Dzulfikar. Kami juga berharap, pernikahan keduanya bisa segera dilangsungkan. Surat-surat dan kelengkapan lain kalau bisa segera diurus. Ini agar tidak menimbulkan prasangka di masyarakat,'' katanya.


Hal yang sama dikatakan Camat Kandeman, Supardi. Dirinya berharap, pernikahan Illaria dan Dzulfikar bisa segera dilangsungkan. Apalagi informasi kedatangan Illaria sudah menyebar kemana-mana. Akan lebih tepat jika pernikahan keduanya secepat mungkin bisa terwujud untuk saling menjaga keduanya.


Halus dan Santun


Saat ini tidak ada aktivitas berarti Illaria di rumah Dzulfikar. Dia banyak membantu Ismoyowati melakukan kegiatan rumah tangga. Seperti mencuci baju, mengambil jemuran, melipat baju. Oleh keluarga Ismoyowati, Illaria juga sempat diajak jalan-jalan ke Pekalongan untuk melihat suasana sekaligus mencicipi berbagai kuliner khas Indonesia. Seperti bakso, mie ayam dan makanan lainnya.


'' Di rumah dia juga membantu memasak di dapur. Dia sudah mulai senang makan oseng tempe, telur dadar dan ceplok, dan ayam goreng. Dia sebenarnya membawa bekal makanan dari Italia, tapi belum dimakan sepenuhnya. Kepribadiannya juga sangat halus dan santun. Kalau diibaratkan, lebih lembut dari orang Solo,'' kata Ismoyowati.


Dzulfikar sendiri enggan berkomentar terlalu banyak. Saat Suara Merdeka menemuinya, Dzulfikar mengaku sudah banyak memberikan pernyataan ke media terkait hubungannya dengan Illaria.

Illaria juga tidak menyangka kedatangannya akan menarik perhatian orang dan media. Saat ini,  dirinya kurang berkenan untuk ditemui media. Ini karena kedatangannya bukan bertujuan untuk dipublikasikan ke media. Apalagi kehadirannya juga membuat banyak warga mendatangi rumah Ismoyowati.


Putut Tri Prayitno, kakak Ismoyowati menambahkan, demi bertemu Dzulfikar, sebelum ke Indonesia, Ilaria ternyata telah belajar budaya Jawa dan Indonesia pada salah seorang WNI yang tinggal di Italia. Tak heran, dia sudah sangat memahami nilai-nilai budaya yang ada di Jawa  dan berupaya menjalankannya. Seperti mencium tangan orang yang lebih tua dan berbicara penuh kesantunan.


'' Dia sangat menjaga kesopanan dan tutur katanya halus. Illaria tahu cara menempatkan diri berbicara dengan orang sesuai budaya di sini. Ternyata dia sudah belajar budaya Indonesia dan Jawa di Italia,'' tuturnya. (trisno suhito)



Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)