Membedah Arah Pembangunan Kabupaten Batang (2)




Slogan ''Batang Berkembang'' Dinilai Tidak Relevan Lagi

SLOGAN daerah Kabupaten Batang yang berbunyi ''Batang Berkembang'' seperti mendapat gugatan. Slogan ini dinilai sudah tidak  relevan dengan situasi yang ada sekarang ini. Kata berkembang juga dianggap tidak mewakili harapan akan kemajuan yang hadir di Batang.

'' Jargon atau slogan Batang Berkembang harus dievaluasi. Pilihan kata itu ada hubungannya dengan psikologi. Kata ''berkembang'' sudah tidak mewakili semangat masyarakat Batang. Apalagi kini Batang sudah ada kemajuan-kemajuan. Idealnya bisa diganti, misalnya menjadi Batang Maju dan Bermartabat,'' ujar Ketua Unit Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik (UPKP2) Batang Abdul Wahid dalam diskusi Forum Layar Paseduluran Batang (FLPB).

Dia menegaskan, sebelum ini sudah ada inisiasi untuk membangkitkan identitas daerah dengan istilah ''bangga dadi wong Batang''. Ini merupakan upaya agar warga Batang merasa bangga dengan daerahnya dan tidak merasa minder dari daerah tetangga, Pekalongan.  Sejarah peradaban Batang, lanjut dia, sudah sangat tua, bahkan ada sejak Mataram Kuno dengan kemajuaannya saat itu. Batang juga punya sejarah panjang termasuk ketika melakukan perlawanan pada kolonialisme Belanda.

'' Mari kita angkat lagi kebanggaan ini dengan membangun kemajuan di masa sekarang. Jadi Batang harus maju. Kalau terus ketinggalan, berarti tidak bermartabat. Kita juga berharap, pendirian perguruan tinggi bisa direalisasikan karena Batang tidak punya sekarang ini,'' katanya.

Plt Asisten III Sekda Batang Retno Dwi Irianto sepakat slogan Batang Berkembang perlu dipikirkan ulang. Masyarakat Batang perlu slogan daerah yang lebih menginspirasi, memotivasi dan  menggugah semangat masyarakatnya untuk maju. Kata berkembang dinilai tidak memenuhi kriteria tiga hal tersebut untuk konteks sekarang.

Bisa Melesat

Ketua Lakpesdam NU Batang M Arif Rahman Hakim mengatakan, berbagai peluang seperti kehadiran PLTU dan tol, harus dimanfaatkan untuk dapat merealisasikan kemajuan Batang. Nama Batang juga sekarang berhasil menasional. Ini tidak lepas dari kepemimpinan Bupati Yoyok Riyo Sudibyo dengan program transparansi, anti korupsi dan keberhasilan menerima Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA). Jika semua ini dikelola dengan baik, kemajuan Batang bisa melesat dibanding daerah lain, termasuk lepas dari bayang-bayang Pekalongan.

'' Ini seharusnya jadi momentum bagi kita. Proyek-proyek tersebut memang ada dampak positif dan negatifnya, tapi masyarakat Batang harus dapat mengambil manfaatnya. Jangan misalnya, setelah ada tol, justru usaha rumah makan jadi mati. Dalam pembangunan rest area, bagaimana komitmen dari pihak tol dalam soal seperti ini. Proses reformasi birokrasi di Batang juga harus diteruskan,'' tegasnya.

Ibnu Nizar, perwakilan pejabat pembuat komitmen (PPK) ruas tol Batang-Semarang, mengatakan, proses pengadaan lahan tol di Batang tinggal 25% lagi. Namun konstruksinya sudah mulai dikerjakan. Pembangunan tol untuk kepentingan besar memudahkan jalur transportasi di trans Jawa.

''  Keberadaan jalan tol dan PLTU bisa membantu adanya peluang-peluang dan akses ekonomi bagi masyarakat. Seperti hotel, tempat wisata, dan keberadaan rest area. Kami berharap, masyarakat juga mendukung pembebasan lahan tol,'' katanya. (trisno suhito)


Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)