Pembangunan PLTU Terbesar di Asia Tenggara (2)

Kebutuhan Batubara Capai 600.000 Ton/Bulan

PLTU Batang kini menjadi magnet pembangunan yang ada di Kabupaten Batang. Sebagai pembangkit listrik terbesar di Asia Tenggara, proses konstruksinya melibatkan ribuan tenaga kerja. Selain itu juga melibatkan kontraktor sampai kebutuhan akan peralatan yang sangat banyak.

Kehadiran PLTU secara langsung dan tidak langsung memberi dampak multy player effect yang  bisa mendorong pertumbuhan ekonomi sekaligus mengurangi angka pengangguran. Deputi General Manager Sipil PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) Trisna Riyanta mengatakan, salah satu konstruksi yang sedang dilakukan adalah jetty untuk transportasi batubara.

Bahan baku untuk menggerakan PLTU Batang adalah batubara yang didatangkan dari Kalimantan. Jika sudah operasional, begitu batubara didatangkan menggunakan kapal, maka dibawa ke area PLTU menggunakan jetty yang saat ini sedang dibangun. Selain itu dermaga untuk kapal juga dalam proses pembangunan.

'' Dalam satu hari batubara diangkut menggunakan dua kapal dengan kapasitas mencapai 14.000  dead weight ton (DWT). Pasokan batubara berasal dari Kalimantan dengan suplay dari PT Adaro,'' katanya.

Lalu, berapa total batubara yang dibutuhkan PLTU Batang setiap bulan saat beroperasi nantinya? Trisna menjelaskan, per hari, kebutuhan batubara akan mencapai 20.000 ton. Itu berarti, setiap bulan kebutuhannya sebanyak 600.000 ton. Jumlah yang besar dan batubara yang ada akan ditampung di coal yard dengan lahan seluas 15 hektare. Batubara akan dibakar di boiler guna menggerakan mesin turbin. Sedangkan untuk pendingin, akan dipasang pipa untuk mengalirkan air dengan proses yang sudah didesain sedemikian rupa sehingga benar-benar aman ketika dialirkan kembali ke laut.

'' Boiler dan turbin untuk unit I sekarang ini dalam proses konstruksi. Sedangkan boiler dan turbin unit II masih proses pondasi. Sedangkan untuk cerobong asap, pondasinya juga sedang dikerjakan,''.

Trisna menambahkan, ke depan, jika proses produksi listrik sudah dilakukan, maka listrik yang dihasilkan akan dibawa ke gardu induk yang jaraknya 5 Km dari lokasi PLTU Batang.

'' Setelah itu, listrik yang dihasilkan akan disambungkan dengan transmisi Jawa Bali guna memenuhi kebutuhan listrik masyarakat,''. 

Pembangunan PLTU Batang sesuai jadwal konstruksi selesai pada 2020. Untuk kontrak penjualan, PLN membeli daya listrik selama 25 tahun sejak hari komersial (COD). Operasi dan perawatan dibawah manajemen PT BPI. Untuk penyediaan batubara adalah jenis sum bituminous dari Kalimantan memakai tongkang 14.000 DWT. Penanganan abu batubara hampir semua diambil dan dimanfaatkan oleh pabrik semen. Sebagian dibuang ke tempat penimbusan akhir yang sudah mempunyai izin dari KLHK.

'' Dalam pembangunan konstruksi PLTU sejauh ini tidak ada masalah. Mungkin hanya soal manajemen saja yang cukup kompleks karena banyak kontraktor yang ikut mendukung pembangunan PLTU,'' kata Trisna. (trisno suhito)

Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)