Pesona Eksotisme Seribu Curug Kabupaten Batang




MENJADI episentrum wisata alam di Jawa. Gagasan tersebut menjadi sesuatu yang ingin serius digarap oleh Pemkab Batang saat ini.

Wisata alam menjadi prioritas sebab Kabupaten Batang memiliki kawasan pegunungan, laut, pantai, sekaligus dataran yang luas. Tidak semua daerah mempunyai kekayaan seperti Batang. Apalagi letaknya sangat strategis di jalur Pantai Utara Jawa yang mudah dijangkau oleh kendaraan.

Di bawah kepemimpinan Bupati Wihaji dan Wakil Bupati Suyono, Pemkab Batang mengambil langkah gebrakan. Salah satu potensi yang akan dijual sebagai daya tarik sekaligus kekuatan pariwisata adalah eksotisme curug atau air terjun.

Curug selama ini ibarat mutiara terpendam yang belum digali secara maksimal untuk mendukung dunia pariwisata Batang. Hampir setiap kecamatan di Kabupaten Batang memiliki curug dengan pesona alamnya yang khas. Sebagian dari curug-curug tersebut masih perawan, alami, dan belum mendapat sentuhan sebagai destinasi wisata. 

'' Kami sedang mengembangkan konsep '' Batang Kabupaten Seribu Curug'' sebagai upaya membangun serta menggairahkan pariwisata daerah. Grand desain dan berbagai langkah-langkah sudah disiapkan untuk mendukung program ini,'' ujar Bupati Wihaji.

Dari data peta wisata yang ada, Batang memang sangat kaya akan curug. Di Kecamatan Pecalungan misalnya, terdapat Curug Gombong di Desa Gombong. Di Kecamatan Bandar terdapat  Curug Sidangkrong di Desa Kluwih. Di Kecamatan Wonotunggal terdapat Curug Gringgingsari di Desa Gringgingsari, Curug Sodong di Desa Sodong, Curug Kalirogno dan Curug Bidadari di Desa Silurah.

Di Kecamatan Blado, terdapat Curug Kliyer di Desa Kembanglangit, Curug Gedhe di Desa Kalitengah, Curug Genting di Desa Bawang, dan Curug Binorong di Desa Keteleng. Di Kecamatan Reban terdapat Curug Macan Kumbang di Desa Pacet. Di Kecamatan Bawang terdapat Curug Agung di Desa Pasusukan, Curug Pancawati di Desa Jambangan, Curug Sipitung di Desa Gunungsari, Curug Semawur di Desa Kalirejo, dan Curug Sirawe di Desa Pranten. Di Kecamatan Tersono, terdapat Curug Sijeglong di Desa Margosono dan Curug Sibutuh di Desa Banteng. Sementara di Kecamatan Gringsing terdapat Curug Bleder di Desa Madugowong.

Daftar di atas adalah curug yang berhasil teridenfitikasi dan sudah dilakukan penanganan. Para penikmat traveler juga sudah banyak yang mengunjungi curug-curug tersebut dan menuliskannya blog mereka. Saat ini masih banyak  curug lain yang masih belum terdata dan tertangani secara maksimal.

'' Kami akan benar-benar serius mengembangkan konsep wisata Batang Kabupaten  Seribu Curug. Target Pemkab tidak main-main yaitu menghadirkan wisatawan mancanegara. Jadi tidak hanya wisatawan lokal atau dari Indonesia saja. Pengembangan curug sebagai destinasi wisata adalah bagian dari program Visit to Batang 2022,'' kata Wihaji.

Wihaji optimis, pengembangan curug akan mampu mengangkat pariwisata di wilayahnya. Selama ini sentuhan pada sektor tersebut memang belum optimal, padahal potensinya sangat bagus. Dia mencontohkan, Curug Sirawe di Desa Pranten yang kondisi alamnya masih asli. Airnya mengalir dari atas ke bawah sepanjang 80 meter. Di situ terdapat hutan, gunung dan lahan pertanian. Lokasinya juga sangat indah seperti negeri di atas awan karena jika pagi hari, awan berjalan di bawah lokasi kawasan tersebut. Air curug di sini terasa hangat, buah dari hasil pertemuan aliran  dua curug di Banjarnegara yang airnya panas dan dingin.

'' Ini merupakan kekayaan alam yang sangat luar biasa. Curug dengan air hangat di Pranten, bisa jadi satu-satunya yang ada di Jawa Tengah, bahkan di Jawa. Lokasi ini akan kami kembangkan karena wisatawan yang ke Dieng pasti mendatangi Curug Sirawe. Berbagai infrastruktur penunjang sedang kami bikin. Demikian juga di curug-curug yang lain,'' katanya.

Wihaji menambahkan, pihaknya akan berupaya untuk melakukan penguatan di berbagai aspek untuk mendukung gagasan Batang Kabupaten Seribu Curug. Seperti perbaikan jalan menuju curug guna mendukung kemudahan transportasi. Selain itu, dari sisi manajerial pengelolaan wisata akan diperkuat. Faktor pendukung lain seperti tempat kuliner dan home stay untuk wisatawan juga sudah mulai dipikirkan sejak sekarang.  

''  Kami juga nanti akan menyediakan paket wisata untuk wisatawan yang berkunjung. Sudah banyak yang meminta. Wisata alam, bagaimanapun tetap menarik untuk didatangi,'' ucapnya. 

Magnet Pariwisata

Wihaji menambahkan, ada beberapa ukuran kemajuan suatu daerah yakni sebagai pusat industri, investasi, pariwisata dan inovasi teknologi. Saat ini di Batang sedang dibangun PLTU berkapasitas sangat besar 2x1.000 megawatt. Dampak dari pembangunan megaproyek ini adalah masuknya investasi dari berbagai perusahaan dan akan berimpilikasi pada kemajuan daerah. Selain itu ada pembangunan pelabuhan niaga dan tol yang akan memudahkan transportasi. Itu artinya, Batang ke depan akan menjadi pusat berkumpulnya perusahaan, tenaga kerja, industri sekaligus jasa.

'' Karena itu, kami ingin ini diikuti dengan pengembangan pariwisata. Jangan sampai pariwisata tertinggal dari industri atau investasi. Kami ingin Batang tidak sekedar menjadi magnet investasi, tapi juga magnet pariwisata. Pengembangan wisata curug adalah bagian dari merespons tantangan dan peluang yang ada. Pariwisata Batang tidak boleh tertinggal dari daerah lain,'' tuturnya.

Gagasan promosi Batang Kabupaten Seribu Curug disambut baik pelaku wisata. Mereka mendukung langkah yang diambil Pemkab Batang tersebut. Direktur Mitra Kartika Tour Batang paryoto mengungkapkan, belum ada daerah yang mengambil positioning seperti Batang. Daerah yang mempromosikan wisata alam sudah dikenal dengan brand lain. Seperti Tuban dikenal sebagai kabupaten seribu gua dan Gunung Kidul yang menjual keindahan pantai-pantainya.

'' Brand kabupaten seribu curug itu baru ada di Batang. Kami setuju sekali. Apalagi tempat wisata di Batang seperti Pantai Sigandu dan di Bandar sekarang kurang pesat perkembangannya. Jika brand ini dipromosikan dengan serius,  bisa menjadi daya tarik besar bagi wisatawan untuk masuk ke Batang,'' tuturnya.

Namun Paryoto juga meminta, brand seribu curug harus diikuti dengan implementasi yang matang di lapangan. Misalnya terkait infrastruktur harus benar-benar dibangun secara serius. Seperti akses jalan, lahan parkir yang luas, keamanan, sampai dengan keberadaan home stay untuk wisatawan.

'' Jangan sampai misalnya lahan parkirnya kecil. Ini akan membuat kendaraan seperti bis kesulitan masuk ke lokasi. Jalan juga harus dipastikan benar-benar nyaman menuju objek wisata. Jika pengunjung enjoy dan senang, mereka pasti akan menyampaikan ke yang lain. Selain itu akan dishare di media sosial dan objek wisata tersebut akan mudah menjadi terkenal,'' kata Paryoto. (trisno suhito) 



Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang