Uji Nyali Berpetualang di Aliran Sungai Desa Pandansari
HAMPIR setiap hari, kawasan wisata sungai di Desa Pandansari, Kecamatan Warungasem, kini ramai dengan pengunjung. Mereka berasal dari berbagai kalangan dari orang dewasa sampai anak-anak dari berbagai PAUD, TK/SD, sekolah, perguruan tinggi sampai berbagai lembaga dan komunitas.
Tidak hanya dari Batang, namun juga dari luar daerah seperti Pekalongan dan daerah eks Karesidenan Pekalongan, tapi juga daerah daerah lain seperti Jakarta, Cirebon Semarang, Solo, Jogjakarta dan lainnya.
Desa wisata Pandansari kini menjadi salah satu magnet pariwisata di Kabupaten Batang yang banyak dikunjungi wisatawan. Tempat ini menawarkan wisata petualangan dan edukatif dengan sungai sebagai ikon utamanya.
Bagi yang suka berwisata tubing, wisatawan akan 'ditantang' untuk mengikuti aliran Sungai Kupang sekitar sekitar sepanjang 4 Km. Selain bebatuan dan air yang cukup deras, wisatawan yang mengikuti tubing juga akan dihadapkan pada beberapa turunan aliran sungai yang membikin sensasi tersendiri. Belum lagi beberapa jembatan yang harus dilalui dimana wisatawan harus berhati-hati saat melintasi di bawahnya.
Meskipun harus mengikuti aliran sungai cukup panjang, namun tidak usah khawatir soal keamanan. Peralatan yang disediakan sesuai standar keamanan dan terdapat tiga sampai lima orang guide atau ''pengawal'' di sekitar wisatawan yang mengikuti tubing. Mereka berselancar di depan, belakang dan di sekitar wisatawan yang melakukan tubing. Jadi, dipastikan aman.
Berkembang Pesat
Aminudin AP, penggagas wisata sungai di Pandansari mengatakan, pendirian wisata petualangan dan edukatif ini berawal dari rasa kangen para pemuda terhadap permainan zaman dulu untuk bermain di sungai. Dirinya kemudian mendirikan Komunitas Pecinta Alam Etom (KOPAL ETOM) untuk merintis Desa Wisata Pandansari yang memanfaatkan alam sebagai wahana wisata petualangan dan edukatif.
Dari wisata air, kini objek wisata ini berkembang pesat dengan menyediakan berbagai tawaran lainnya.
'' Selain paket tubing biasa, ada juga outbond untuk dewasa dan anak. Ada juga camping, tracking, hiking, rafting sampai tubing ekstrim. Semuanya mengunakan wahana dari alam,'' katanya.
Dirintis sejak 2014, namun kini perkembangan wisata di Pandansari sangat pesat. Bahkan, saat ramai, pengunjung cukup kesulitan mendapatkan tempat parkir untuk mobil dan kendaraan mereka. Apalagi bis-bis besar sekarang ini juga sudah berdatangan. Salah satu pekerjaan rumah bagi pengelola wisata di Pandansari adalah menyediakan tempat parkir yang representatif. Ini untuk mengantisipasi perkembangan ke depan dengan pengunjung yang akan terus berdatangan. Apalagi jika hari-hari libur, keramaian dipastikan akan terjadi.
'' Untuk parkir, kami memang sedang memikirkan ada lahan khusus yang lebih luas lagi. Kami sebenarnya siap untuk membeli lahan di sekitar objek wisata ini untuk fasilitas parkir. Tapi tidak mudah, karena mereka yang memiliki lahan belum mau menjualnya,'' katanya. (trisno suhito)
Comments
Post a Comment