Ancaman Pekerjaan yang Hilang dan Peluang Pekerjaan Baru

Di tengah era disrupsi seperti sekarang ini, kekhawatiran akan banyaknya pekerjaan yang hilang tengah terjadi. Teknologi telah membuat kita harus bersiap-siap, banyaknya pekerjaan yang tergantikan oleh teknologi dan tidak menyertakan peran langsung manusia di dalamnya. Contoh kecil misalnya adalah penjaga tol. Dulu di berbagai gerbang tol diisi oleh orang-orang yang memfasilitasi pembayaran dari pengguna tol. Sekarang mereka sudah tidak ada disitu digantikan oleh sebuah kartu gesek berupa e-money. Ya kartu gesek. Simple dan tidak pakai ribet.

Sebuah transformasi kalau tidak disebut sebagai revolusi besar dalam mekanisme pembayaran tol. Demikian juga di bidang lain. Diprediksi ke depan akan ada banyak pekerjaan yang juga mengalami nasib serupa. Pembayaran belanja di toko-toko retail ke depan diprediksi tidak perlu melalui kasir. Cukup melalui kartu gesek. Gelombang perubahan sedang terjadi dan itu digerakan oleh teknologi. Sekarang pesan tiket kereta api atau pesawat dan hotel tinggal di HP juga bisa dilakukan. Tidak perlu datang ke stasiun atau bandara, cukup lewat online. Halooo. Ini zaman dimana teknologi menemukan tempat paling nyaman dan manusia juga mendapat berbagai kemudahan.

Ke depan, pekerjaan-pekerjaan manusia di pabrik misalnya, diprediksi akan dikerjakan oleh robot-robot. Mereka bisa bekerja sesuai perintah pemilik perusahaan. Tidak perlu ada diskusi, pasti mau dan tidak ada demo kalau robot-robot itu dipaksa terus bekerja. Mereka juga bekerja tidak menuntut gaji sesuai upah minimum kabupaten (UMK) dan tidak menuntut pesangon kalau di lakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). 

Demikian juga koran, cepat atau lambat, media ini akan menjadi usang. Tidak habis memang, tapi menjadi tidak relevan atau kontekstual. Budaya masyarakat sudah berubah. Cara mengkonsumsi pembaca telah berbeda dari kertas menjadi di handphone. Bisa jadi bisnis media cetak akan tidak sesuai lagi dengan zaman. Apalagi harga bahan baku koran semakin mahal. Iklan di media cetak juga menjadi kurang bisa sesuai dengan perkembangan yang ada. Pemasang iklan sekarang ini lebih memilih di online. Sebab kalau di media cetak, hanya berupa gambar tidak bergerak dan statis. Sementara kalau di online bisa lebih banyak pilihan. Ada gambar yang dibuat dinamis, bahkan berupa video. Sebuah lompatan dalam bidang advertising yang tidak mungkin bisa ada di media cetak.

Dengan sumber daya manusia yang terlalu berlebih, sementara pangsa iklannya tergerus, maka akan menjadi ancaman eksistensinya. Cashflow perusahaan pasti akan terpengaruh, apalagi kalau manajemen kepemimpinan yang memimpin media koran amburadul dan jauh dari prinsip-prinsip profesional. Itu sama saja dengan menunggu ambruknya perusahaan koran tersebut. Belum lagi, kalau mereka tidak punya visi, mau dikemanakan media yang dipimpin. Tidak pernah berpikir soal migrasi ke media online, menjadi salah satu isyarat penting bahwa media tersebut akan gulung tikar.
Sebab mereka masih menggunakan cara berpikir dan bertindak model lama yang tertinggal dari zaman.

Sementara di sisi lain, zaman sudah bergerak cepat. Masa depan sudah hadir di masa kini, namun ada orang yang masih berupaya keukeh menghadirkan masa lalu di masa kini. Saya memang khawatir, siapa saja yang tidak menyesuaikan diri dengan zaman, akan terpinggirkan, dalam arti cara berpikir dan cara bertindaknya kurang relevan dengan zaman. Itu sebuah ketertinggalan yang harus segera diatasi. Dia tidak berpikir progresif tapi defensif dan bisa merugikan eksistensinya, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Perlu waktu memang belajar teknologi atau go digital. Dan itu menjadi tantangan bagiku serta juga kebanyakan orang sekarang ini. Ada banyak orang-orang yang menjadi milinuer dan triliuner dari kehebatan mereka memanfaatkan teknologi.

Itu karena mereka mau untuk belajar. Selain banyak pekerjaan yang hilang, teknologi sebenarnya menyediakan peluang yang sangat besar untuk hadirnya pekerjaan-pekerjaan baru. Seperti dari youtube saja misalnya, jika kita mampu menyediakan platform khusus yang menarik banyak orang untuk melihat dan bisa masuk adsense dengan Google, akan bisa menjadi orang kaya. Masih sedikit orang yang tahu akan hal ini. Dan kita kadang juga tidak mempelajari. Padahal bagi mereka yang tahu, mereka akan merasakan nikmatnya madu dari youtube. Ya hanya dari mengunggah video, mereka bisa mendapatkan banyak orang dari situ.

Dan bayarannya adalah dollar, bukan rupiah. Waowww. Begitu juga dengan tulisan, banyak orang sekarang ini mendapat bayaran dari kemampuan mereka memanfaatkan blog-blog yang ditulis dan tersambung dengan gooogle adsense.

Mereka bekerja sesuai keinginan mereka. Tidak terikat dengan waktu atau jam kantor dan aktivitas kantor. Sesuai keinginan mereka dan sangat independen, sudah bisa menghasilkan uang. Demikian juga membuka gerai toko-toko online yang ada juga bisa menghasilkan uang dalam jumlah besar. Jadi sebenarnya tidak perlu khawatir dengan potensi atau ancaman hilangnya banyak pekerjaan di era disrupsi sekarang ini. Sebab bersamaan dengan itu ada peluang lahirnya pekerjaan-pekerjaan baru yang bisa jadi lebih banyak menghasilkan uang.

Kita saja yang kadang kurang update dengan perkembangan yang ada. Tidak peka, tidak mau mencari tahu, dan tidak belajar dengan dinamika perkembangan terbaru. Itu bisa jadi sebuah kerugian besar. Teruslah tetap optimis sebab orang besar tidak pesimis dengan zaman tapi selalu yakin dia ikut berkontribusi memimpin zaman. 










Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)