Babalu, Kesenian Batang Pengobar Perlawanan pada Penjajah





Kabupaten Batang memiliki kekayaan beragam kesenian tradisional. Salah satunya adalah seni Babalu. Babalu merupakan kesenian khas Batang yang berbentuk sandiwara atau drama dimana  cara penyampaian dialognya  dibawakan penuh  humor dengan bahasa khas Batang.

Babalu sudah pentas di berbagai daerah. Sekretaris Dewan Kesenian Daerah (DKD) Batang Ahmad Zaenuri mengatakan,  Babalu merupakan kesenian asli Batang yang lahir dari hasil akulturasi budaya lokal dengan budaya luar. Babalu lahir seiring dengan perkembangan Islam di tanah Jawa sehingga usiannya sudah amat tua.

'' Babalu berkembang dan sangat populer pada era penjajahan Belanda sekitar Tahun 1930 - 1940.  Ini karena kesenian tersebut menjadi media  bagi para pemuda untuk berkumpul dalam rangka membuat strategi dan perencanaan melakukan perlawanan terhadap penjajah,'' ujarnya,

Dia menjelaskan, cerita yang ditampilkan dalam Babalu tentang semangat perjuangan dan syiar agama, sehingga Babalu merupakan salah satu media untuk mengobarkan semangat rakyat untuk berjuang melawan penjajah di masa lalu.

Awal pertunjukan Babalu diawali  dengan tembang-tembang beirama rancak yang diiringi dengan alat musik yang selalu menyertakan rebana dan biola sebagai ciri khasnya. Kemudian muncul beberapa penari sebagai bagian dari pertunjukan sekaligus sebagai penanda pergantian babak dalam pementasan.

'' Di dalam pementasannya, para pemain Babalu selalu memberi aba-aba dulu (babalu) dalam bentuk isyarat, simbol-simbol atau kode yang disampaikan kepada penonton tentang situasi atau keberadaan penjajah pada waktu itu,'' katanya.

Simbol-simbol atau isyarat bisa berupa gerak, sapu tangan, simbul warna atau isyarat ucapan seperti ha’e ha’e ya !! yang berarti segera. Sehingga penonton akan sangat antusias dan penuh perhatian dalam menikmati pertunjukkan sambil mencermati dan menunggu aba-aba atau kode yang akan disampaikan oleh para pemain.

'' Seni Babalu didalam perkembangannya  pihak Belanda mengetahui bahwa dibalik pertunjukan terdapat strategi perjuangan rakyat, sehingga pada akhirnya kesenian Babalu dibubarkan oleh Belanda,'' katanya.

Dia menambahkan, Babalu perlu dibangkitkan dan dijaga eksistensinya. Apalagi Babalu adalah budaya daerah yang muncul dari bumi Batang. Disamping itu, Babalu mengandung nilai-nilai fundamental yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya.

'' Kami berharap, Babalu bisa terus eksis di tengah kepungan budaya pop yang cenderung profit oriented. Karena itu perlu diikuti tanggung jawab pemerintah dan elemen-elemen masyarakat untuk bisa terus menghidupkan kesenian ini,'' katanya.(Trisno Suhito)

Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)