Diantara Lembah dan Bukit, Rumah Pohon Jadi Daya Tarik Wisata


BANDAR- Rumah pohon yang ada di Desa Tombo, Kecamatan Bandar, saat ini menjadi salah satu daya tarik wisata di Kabupaten Batang. Tempat ini banyak dikunjungi masyarakat dari berbagai wilayah karena keunikannya. Saat hari libur atau hari minggu, pengunjung yang datang ke rumah pohon bahkan bisa mencapai ratusan orang.

Rumah pohon merupakan rumah dari kayu dengan atap yang dibangun di atas dua pohon beringin besar di lahan milik Perhutani. Beringin-beringin tersebut diduga sudah berusia cukup tua, antara 50 sampai 100 tahun. Selain ketinggian dan bentuk bangunannya, yang menarik perhatian dari rumah pohon adalah letaknya yang ada diantara lembah dan perbukitan. Suasana indah tampak hadir di tempat ini.

Kepala Disbudpar Batang Bambang Supriyanto bersama Kabid Pengembangan Kawasan dan Sarana Pariwisata Nursito serta jajaran Disbudpar secara langsung juga pernah meninjau rumah pohon di Desa Tombo tersebut.

'' Saat ini rumah pohon sudah banyak didatangi masyarakat. apalagi kalau hari minggu atau hari libur. Banyak yang ingin datang, termasuk untuk berselfie. Tempat di sekitarnya sangat indah,'' kata Nursito.

Dia menjelaskan, pohon beringin besar yang ada tumbuh dari cekungan yang ada di sekitar lembah dan gunung. Masyarakat yang ingin sampai ke rumah pohon bisa melintasi jembatan sepanjang sekitar 10 meter yang sudah dibuat. Bangunan rumah pohon dan jembatan yang ada dibuat oleh Perhutani bekerjasama dengan lembaga masyarakat desa hutan (LMDH). Nursito menjelaskan, dari pihak Perhutani telah menawarkan kerjasama pengelolaan rumah pohon dengan Pemkab Batang. Ini tidak lepas dari potensi wisata yang bisa dikembangkan di tempat ini.

'' Untuk masuk ke sana ada tiket sebesar Rp 5 ribu. Kami sudah menyarankan kalau ada tiket, maka perlu ada izin pariwisata. Dari Disbudpar saat ini sedang berusaha menjajaki kerjasama terkait pengelolaan rumah pohon. Ini sedang digodok dulu,'' katanya.

Nursito menambahkan, rumah pohon menawarkan wisata alam yang menarik sekaligus unik. Selain terletak di kawasan Perhutani, rumah pohon juga berada tidak jauh dari perkebunan teh yang asri. Tempatnya indah dan alami. Namun jika hujan, masyarakat diminta untuk tidak memaksa masuk ke areal rumah pohon.

'' Rumah pohon sudah menjadi salah satu daya tarik masyarakat dengan datang ke Desa Tombo. Tempatnya memang agak jauh, tapi banyak yang penasaran dan datang ke tempat ini. Selain panorama yang indah, sisi uniknya membuat orang ingin mendatangi,'' katanya.


 Kades Tombo, Mustajab, mengatakan, rumah pohon secara resmi dibuka menjadi destinasi tempat wisata baru pada Tahun 2015. Ini berawal dari keisengan sekaligus kreatifitas para pemuda Desa Tombo dengan melihat potensi alam yang ada. Pemerintah desa kemudian secara serius menjembatani keinginan para pemuda dengan ikut memfasilitasi kehadiran rumah pohon.

'' Rumah pohon tanahnya masuk wilayah yang dikelola Perhutani. Namun karena berada di Desa Tombo, kami dari pemerintah desa meminta izin untuk membuka wisata alam tersebut. Untuk perizinan dari kami diberikan kemudahan dengan catatan harus dijaga dan tidak boleh merusak lingkungan alamnya,'' kata Mustajab.

Rumah pohon menawarkan wisata alam yang menarik sekaligus unik. Tempatnya unik karena dibangun di atas dua pohon beringin besar yang usianya mencapai antara 50 tahun sampai ratusan tahun. Letaknya tak tanggung-tanggung diantara lembah dan pegunungan. Bangunannya terdiri dari kayu dengan atap yang dibangun dari jerami. Untuk menuju kesana harus menuruni perbukitan yang telah dibikin undakan. Selanjutnya tersedia jembatan dari kayu sepanjang sekitar 10 meter yang menghantarkan pengunjung untuk sampai ke rumah pohon.

Sampai di lokasi, pemandangan indah akan terhampar. Di bawahnya ada lembah cukup dalam, sementara  di sekitarnya juga terhampar kawasan pegunungan. Berada di atas rumah pohon, akan membuat jantung terasa berdegup dan menantang nyali. Jika sudah disitu, berpeganglah dengan erat pada kayu yang ada dan jangan sampai lengah karena di bawahnya ada lembah.

Mustajab menjelaskan,  tiket masuk rumah pohon sebesar Rp 5.000. Secara akumulasi, di Tahun 2015 atau tahun pertama dibuka pendapatan mencapai Rp 50 juta. Sementara di 2016, kenaikan mencapai 50 %lebih karena sudah banyak orang yang kenal. Termasuk melalui media sosial.  Di hari libur biasa pendapatan dari tiket bisa mencapai Rp 6 juta. Dan kalau hari libur Lebaran atau hari besar lainya bisa mencapai Rp 30 juta.

'' Dari hasil penjualan tiket, kita masih memfokuskan pada pengembangan wisata membuka wahana baru bagi pengunjung. Disamping itu membangun kamar kecil sebab itu penting dan harus ada. Dengan dibukanya wisata rumah pohon, secara otomatis membuka simpul perekonomian di desa dan membuka lapangan kerja. Warga juga bisa berjualan kerajinan serta makanan oleh–oleh khas Tombo,'' ujarnya. (trisno suhito)


 Tulisan dibuat 17 November 2016
















Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)