Diskusi ''Mengangkat Potensi Kopi Lokal Batang'' (2)




Pemkab Diminta Beri Bantuan Alat dan Bibit

KOPI Tombo menjadi salah satu ikon baru produk dari Kabupaten Batang yang kini dikenal sampai luar daerah. Dengan rasanya yang khas dan pengemasan yang cukup menarik, kopi ini diharapkan bisa menembus pasar lebih luas lagi.

Wakil Bupati Suyono mengatakan, selain pasar dalam negeri, pemasaran Kopi Tombo diharapkan bisa menembus pasar di luar negeri. Ini karena peluang ekspor  masih terbuka luas.
Jika dihitung, saat ini, ekspor kopi Indonesia masih 10% dari market share yang ada.

'' Ini tentu menjadi peluang bagaimana kopi Batang juga bisa ikut menembus pasar luar negeri. Jadi harus ada orientasi untuk ekspor ke luar negeri,'' katanya.

Bupati Wihaji mengungkapkan, salah satu strategi untuk bisa mendongkrak brand dan kemajuan kopi lokal adalah bagaimana masuk ke hotel-hotel berbintang lima.  Di hotel berbintang lima, kata dia, kopi dihargai sangat mahal.

'' Satu cangkir kopi bisa mencapai Rp 100 ribu atau Rp 150 ribu.  Ketika masuk ke hotel bintang lima, maka nilainya menjadi meningkat. Kita perlu memikirkan strategi agar Kopi Tombo misalnya, bisa masuk ke hotel-hotel tersebut,''.

Jadi Trend

Petani dan pengusaha Kopi Tombo Waris mengatakan, kopi saat ini bukan sekedar minuman. Tapi menjadi trend dan gaya hidup, termasuk pada kalangan anak-anak muda. Ini tentu menjadi peluang yang besar untuk bisa mendorong kopi lokal juga dapat berbicara tidak hanya skala lokal, tapi juga nasional dan global.

Di Kabupaten Batang, ada beberapa komunitas yang fokus untuk menggarap pengembangan kopi lokal. Seperti di Desa Tombo, Silurah, Surjo dan Limpung. 

'' Kami berharap Pemkab memberikan dukungan untuk pengembangan kopi lokal Batang. Seperti dengan memberikan bantuan peralatan serta bibit,'' tuturnya.

Ashari Yuniawan, barista dari Purbalingga mengatakan, saat ini kopi menjadi komoditas yang digandrungi. Dalam 10 tahun ini, perkebunan kopi naik sampai 10%. Ke depan, kata dia, yang menyokong ekonomi Indonesia bukanlah industri, tapi agriculture. Apalagi tanah di Indonesia itu termasuk subur.


'' Petani kita itu sebenarnya pintar-pintar. Yang kurang itu komunikasi. Peran pemerintah diharapkan bisa memberi jalan. Seperti membuat koperasi atau mengirim produk kopi lokal ke pameran-pameran,'' katanya. (trisno suhito)


Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)