Diskusi Mengangkat Potensi Kopi Lokal Batang (1)


Harus Bisa Tembus Hotel Bintang Lima dan Pasar Luar Negeri

Forum  Layar Paseduluran Batang menggelar focus group discussion (FGD) bertema
''Mengangkat Potensi Kopi Lokal Batang''. Diskusi membedah berbagai tantangan serta strategi mengembangkan potensi kopi Batang.  Tulisan dibuat dalam dua seri




KABUPATEN Batang sangat kaya akan potensi alam. Namun selama ini berbagai potensi yang ada belum dikembangkan secara maksimal. Salah satunya produk kopi lokal yang tersebar di beberapa wilayah.  Diskusi Forum Diskusi Layar Paseduluran Batang mencoba mengelaborasi berbagai persoalan terkait tantangan pengembangan kopi lokal Batang.

Bupati Wihaji dan Wakil Bupati Suyono hadir secara langsung dalam kegiatan yang digelar Dewan Riset Daerah, Bapelitbang dan Suara Merdeka di Desa Tombo, Kecamatan Bandar.

Hadir juga Ketua DPRD Batang Imam Teguh Raharjo dan anggota DPRD Taufik Ikhsanudin,
Kepala Bapelitbang Sabino Suwondo, Kepala Disparpora Bambang Supriyanto, Kepala Dinas Pangan dan  Pertanian Migayani Thamrin, Asisten I Sekda Batang Retno Dwi Irianto, anggota Dewan Riset Daerah Batang,  petani dan pelaku industri kopi sampai para barista.

Diskusi berlangsung meriah karena bersamaan dengan acara sarasehan dan lomba menyeduh kopi yang diikuti para barista dari berbagai daerah. Seperti Batang, Pekalongan, Banjarnegara, Purbalingga, Surabaya, Semarang, Jakarta dan daerah lainnya.

Ketua DPRD Imam Teguh Raharjo mengungkapkan, kopi Batang seharusnya bisa diangkat menjadi brand daerah. Ini karena potensinya yang besar. Seperti kopi Tombo misalnya, saat ini sudah mulai dikenal luas oleh pecinta kopi. Tidak hanya dari Batang, tapi juga luar Batang.

'' Kita harapkan Kopi Tombo bisa dipromosikan menjadi brand kopi Batang sehingga mengangkat nama daerah. Sebenarnya, Batang itu punya banyak potensi di setiap kecamatan. Persoalannya belum diikuti dengan kemampuan memasarkan dan menjual secara baik. Termasuk kopi lokal yang sudah diproduksi,'' tuturnya.


Bupati Wihaji mengatakan, Pemkab Batang akan berupaya sungguh-sungguh mengembangkan kopi lokal Batang. Pasar pecinta dan penikmat kopi yang sangat besar di Indonesia harus menjadi optimisme ada peluang yang bisa dimanfaatkan. Selama ini, dirinya juga selalu mengkampanyekan Kopi Tombo dengan menyuguhkan kopi tersebut pada tamu luar daerah dan luar negeri yang datang ke Batang.

'' Tamu dari Jepang, Korea Selatan, China dan daerah di Indonesia yang ketemu, selalu saya suguhi Kopi Tombo. Kita tentu berharap, brand Kopi Tombo bisa terus dikenal. Termasuk menjadi viral di media sosial itu penting,'' tuturnya

Dongkrak Brand

Wihaji mengungkapkan, Pemkab berkomitmen akan membantu peralatan untuk ikut mendorong pengembangan kopi lokal. Terkait pemasaran, salah satu strategi untuk bisa mendongkrak brand dan kemajuan kopi lokal adalah bagaimana masuk ke hotel-hotel berbintang lima.

'' Di hotel berbintang lima, kopi dihargai sangat mahal. Satu cangkir kopi bisa mencapai Rp 100 ribu atau Rp 150 ribu.  Ketika masuk ke hotel bintang lima, maka nilainya menjadi meningkat. Kita perlu memikirkan strategi agar Kopi Tombo misalnya, bisa masuk ke hotel-hotel tersebut,''.

Wakil Bupati Suyono mengatakan, selain pasar dalam negeri, pemasaran Kopi Tombo diharapkan bisa menembus pasar di luar negeri. Ini karena peluang ekspor  masih terbuka luas.
Jika dihitung, saat ini, ekspor kopi Indonesia masih 10% dari market share yang ada.

'' Ini tentu menjadi peluang bagaimana kopi lokal Batang juga bisa ikut menembus pasar luar negeri. Jadi harus ada juga orientasi untuk ekspor ke luar negeri,'' katanya. (trisno suhito)





Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)