Harta Karun Pengetahuan yang Belum Terceritakan


Indonesia, Pekalongan atau setiap jejak tempat kita adalah harta karun konten. Ada berbagai cerita yang bisa menjadi bahan pengetahuan. Sayangnya kita belum maksimal dalam mengeksplorasi harta karun tersebut. Mereka masih tersembunyi dan tidak menjadi cerita, apalagi menjadi sumber pengetahuan. Ini karena lemahnya daya tulis, daya baca bahkan kemampuan merekam kita melalui audio visual untuk menyajikan berbagai potensi sumber pengetahuan tersebut.

Cerita-cerita itu masih tersembunyi seperti di bawah karpet. Padahal kalau kita mau berupaya, akan sangat bagus dalam ikut menghadirkan sumber pengetahuan, minimal sumber informasi di tengah masyarakat. Dan saat ini, sebenarnya teknologi sangat memudahkan kita untuk bisa menyajikan harta karun-harta karun tersebut. Tidak harus melalui media massa konvensional, tapi sekarang ini disediakan beragam platform kemudahan melalui teknologi. Seperti melalui blog, youtube, dan lainnya. Kita seharusnya berada di garis depan pengolah fakta-fakta menjadi sumber pengetahuan. 

Di Pekalongan dan Batang misalnya, sebenarnya banyak sekali  harta karun content yang masih belum diangkat. Seperti peninggalan sejarah peradaban masa lalu dari Mataram kuno, peradaban setelahnya, saat kolonialisme, soal alam, penyebaran Islam, dan lainnya. Di luar itu juga kasih banyak hal menarik lainnya. Ada banyak hal yang belum diangkat dalam bentuk tulisan maupun audio visual sebagai cerita atau story.

Ya, cerita. Kenapa itu harus diceritakan? Sebab orang selalu akan rindu dan haus akan pengetahuan dengan cerita atau story. Setiap medium bisa berubah tapi nafsu keingintahuan terus berjalan. Dan salah satu instrumennya adalah melalui cerita. Cerita bisa dihadirkan dalam berbagai bentuk, seperti tulisan maupun audio visual. Kalau di masa lalu perangkat untuk menyampaikan hanyalah berupa tulisan dalam wujud berbagai literatur, namun dengan kemajuan teknologi saat ini, orang bisa menyampaikan dengan audio visual seperti film, rekaman yang ada jalan cerita dan lainnya, tulisan, dan media sosial. Kita bisa memanfaatkan perangkat yang bersifat multi chanel. 

Jika itu bisa kita buat, maka akan sangat bermanfaat menjadi sumber pengetahuan, tidak lagi sekedar sumber informasi. Catatanya, memang kita harus cukup serius untuk membuatnya. Harus akurat, dari sumber yang jelas, mengcover berbagai aspek, narsumber yang tepat dan prinsip-prinsip yang menunjang dari sisi kredibilitas. Ini untuk memastikan bahwa produk yang kita buat, baik melalui tulisan maupun audio visual, benar-benar akurat, bukan hoax. Sebab di era sekarang ini, orang mencari kebenaran melalui akurasi. 

Saat ini di tengah rimba raya informasi, kita sering menemukan berita yang terlihat seolah besar dan diulang-ulang, tapi kebenaranya kecil dan analisa atau cara penyajiannya tidak tajam. Jika kita bisa menghadirkan cerita atau story dengan bagus; akurasi tinggi, analisa yang tajam, cover many side tidak hanya cover both side, dan kebenaran yang tinggi akan sangat bagus. Itu akan bisa menjadi sumber kekuatan pengetahuan yang luar biasa.

Itu berarti kita bisa menggabungkan kekuatan perspektif sosial dengan memanfaatkan berbagai platform media sosial atau teknologi terbaru yang ada. Kita juga ikut membantu terus bergulirnya demokratisasi pengetahuan. Pengetahuan bukanlah milik kampus, media konvensional, atau mereka yang menyebut diri sebagai kaum intelektual. Tapi bisa kita produksi sendiri dengan spirit membuat content yang bagus. Selain itu, produk yang kita bikin diharapkan memberikan dampak pada social change atau perubahan sosial.

Dan secara pribadi juga memberikan dampak pada financial change jika bisa menjadikan produk kita sebagai sesuatu yang bernilai ekonomi. Apalagi sekarang ini ada skema monetesi yang disediakan di internet dan bisa membuat kita mendapat penghasilan jika kita tahu caranya. Jadi, kita memiliki kesempatan untuk ikut membangun kekayaan pengetahuan sekaligus juga dari sisi pendapatan pribadi. Mungkin inilah bagian dari masa depan content creator di tengah era digitalisasi teknologi, serta disrupsi. Apapun zamannya, orang harus terus menabung kreatifitas. Menghadirkan inovasi dan memiliki disruptive mindset di tengah perkembangan zaman yang ada. (trisno suhito)









Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)