Perencanaan vs Kemalasan

LAKUKAN setiap langkah aktivitas kita berdasarkan perencanaan yang dilakukan. Dengan perencanaan, maka kegiatan yang kita akan kerjakan akan terdata sejak awal. Akan terpampang, terlihat, dan terdeteksi lebih jelas. Sehingga kita akan tahu apa saja yang akan dilakukan. Dengan demikian akan lebih mudah untuk memonitor sekaligus memantau apakah aktivitas yang sudah kita rencanakan akan terlaksana atau tidak.

Jika bisa, aktivitas pada hari ini sudah diagendakan pada hari sebelumnya. Atau bahkan beberapa hari sebelumnya. Ada buku khusus yang mencatat untuk aktivitas perencanaan kita. Kalau tidak buku khusus, bisa juga lewat note di handphone (HP). HP menyediakan berbagai perangkat untuk memudahkan aktivitas kita. Salah satunya adalah fasilitas untuk mencatat berbagai aktivitas kita melalui note yang disediakan.

Dengan perencanaan yang tertulis, maka kita akan bisa mengukur pada hari H, apakah aktivitas yang sudah kita tulis terlaksana atau tidak. Kita jadi lebih mudah mendeteksi. Jika ada yang belum, maka bisa segera kita ketahui dan segera juga bisa kita atur untuk dikerjakan. Dengan demikian, aktivitas keseharian kita itu benar-benar berbasis perencanaan. Bukan asal-asalan, atau mengawang-awang. Kita punya target yang jelas di hari itu akan melakukan apa saja.

Dengan perencanaan, maka kita akan menjadi lebih mantap. Perencanaan yang kuat adalah salah satu kunci kesuksesan. Arahnya adalah untuk memastikan yang kita lakukan itu positif sekaligus produktif. Dalam agama juga sudah ditekankan betapa mulianya waktu. Kita diminta untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Bukan menyia-nyiakan atau menghambur-hamburkan. Kita lihat negara-negara yang maju, orang-orangnya adalah mereka yang bisa menghargai waktu. Wujudnya berupa kedisplinan. Mereka sangat disiplin, dan tidak mau membuang waktu dengan percuma. Waktu adalah kekuatan dan sumber daya kemajuan. Mereka sangat ketat soal kedisplinan.

Termasuk jika ada undangan rapat atau pertemuan, mereka akan selalu tepat waktu. Diundang jam 09.00, mereka akan datang sebelum itu. Bukan setelahnya. Ini karena mereka mencintai dan menghargai waktu. Tidak ingin menyia-nyiakan. Sementara di kita terkadang sering kita saksikan, undangan jam 09.00, acara baru mulai pukul 10.00. Bahkan ada undangan pukul 08.00 mulai jam 09.30 atau 10.00. Kita terlalu permisif soal ini. Terlalu memanjakan diri dengan tidak menghargai waktu. Tapi ini tidaklah keseluruhan. Masih banyak juga yang tepat waktu dan sangat disiplin. Kita berharap bisa menjadi orang-orang yang menghargai waktu dan kedisplinan. Itu sebenarnya bagian dari rasa syukur kita pada Tuhan atas limpahan karunia kehidupan yang diberikan pada kita.

Karena itu, musuh sebenarnya dari perencanaan dan kedisplinan adalah KEMALASAN. Itu musuh produktivitas dan juga kehidupan. (trisno suhito)




Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)