Transmart Pekalongan



Transmart hadir di Pekalongan. Kira-kira sudah tiga minggu ini. Tepatnya kalau tidak salah 24 Mei kemarin. Pembukaannya terkesan tidak bombastis, tapi mencari waktu yang sangat strategis, sekitar 10 hari sebelum Lebaran. Waktu peak atau puncak dimana orang biasanya berbondong-bondong untuk membeli baju dan segala tetek bengek keperluan Lebaran.

Sesaat setelah grand opening,  bikin heboh. Ribuan orang datang ke Transmart. Antrian kendaraan baik mobil dan motor tampak padat. Bahkan parkir motor yang disediakan Transmart di tiga titik, satu titik di dalam dan dua titik di luar penuh sesak dengan motor. Akibatnya, motor-motor diparkir tepi jalan masuk gang kawasan rumah warga. Parkir mobil juga sampai di kawasan Perumahan Binagriya. Semuanya dipicu satu hal. Penasaran dengan mall besar yang mengusung konsep Trans Living ini.

Kehadiran mall berlantai empat ini memang mengejutkan. Dulu adalah mall skala daerah. Saya lupa namanya. Kemudian berubah bentuk menjadi Carrefour. Tempatnya hanya lantai satu dan kurang menarik. Awalnya memang sempat ramai. Saya pernah datang saat masih ramai. Namun perjalanan waktu kemudian membuat Carrefour tidak begitu diminati orang untuk berkunjung. Maklum fasilitas hiburan yang ditawarkan tidak banyak. Lantai satu kurang bisa mengakomodir hasrat orang yang ingin mendapatkan banyak hal ketika berkunjung ke mall.

Orang lebih memilih untuk datang ke kompetitor Transmart yang ada di Pekalongan yakni Matahari dan Ramayana.
Belum lagi kehadiran satu pusat perbelanjaan lagi Superindo yang ikut memanaskan kompetisi. Orang bertanya-tanya bagaimana nasib Carrefour berikutnya. Bukan apa-apa karena Carrefour milik salah konglomerat Indonesia, Chairul Tanjung. Miliarder papan atas dan pemain lama di dunia bisnis. Saya sendiri sejak awal memprediksi Carrefour tidak akan ditutup.

Efeknya akan sangat besar bagi Chairul Tanjung dan grup Trans Corp jika Carrefour Pekalongan ditutup. Sebab ini terkait dengan kredibilitas Chairul Tanjung dan Trans Corp sebagai pengusaha dan grup usaha besar. Jika sampai ditutup dampaknya akan bisa kemana-mana. Orang akan mempertanyakan keduanya. Prediksiku, Carrefour akan dibangun kembali dengan lebih besar karena ini terkait dengan kepercayaan.




Prediksiku benar. Carrefour tidak ditutup, tapi dibangun dengan lebih besar. Sekitar empat lantai. Luas dan tinggi. Terdapat berbagai macam produk yang disediakan. Dari kuliner di lantai satu dan dua, peralatan rumah tangga, fashion, sampai tempat permainan anak-anak dan bioskop 21. Benar-benar berubah. Mengusung konsep Trans Living, Transmart bukan saja menampilkan bangunan yang baru, tapi konsep Trans Living. Ide bagaimana masyarakat bisa merasakan kehidupan transmart. Sebuah konsep untuk dapat menikmati berbagai kenikmatan kehidupan yang dihadirkan melalui Transmart.

Dibalik bangunan fisik yang berubah, ada konsepsi atau ide dibalik itu. Menyenangkan. Sebab itu tidak sekedar berujud fisik semata, tapi ada sesuatu yang ditawarkan melalui gagasan yang dihadirkan. Bisnis bukanlah sekedar membangun sesuatu secara fisik. Tapi melalui ide yang menghadirkan perspektif guna mendorong inspirasi. Tentu saja bagi pemilik atau pengelola juga untuk mendapatkan laba atau keuntungan.   

Kemacetan dan Kompetisi

Hal lain yang membuat Transmart menghadirkan perbedaan adalah semakin padat jalan di sekitar Transmart. Baik dari perempatan pom bensin Medono ke utara, lalu ke arah timur perempatan Binagriya dan juga dari perempatan Ponolawen jalur Pantura ke selatan. Di jam-jam tertentu, jalan di sekitar tempat tersebut padat, bahkan jika ada moment tertentu mengalami kemacetan. Itu tidak lepas dari keberadaan tiga lampu merah yang berdekatan. Jadi keramaian lalu lintas bahkan kemacetan kadang tidak terhindarkan.

Kehadiran Transmart juga membuat kawasan di tempat tersebut menjadi magnet bagi perputaran uang. Sebab selain Transmart sebelumnya juga sudah ada Hotel Dafam yang telah berdiri beberapa tahun ini. Ada juga Perumahan Binagriya yang menjadi salah satu kawasan perumahan elit di Kota Pekalongan. Ada juga pom bensin Medono dan baru sekitar satu tahun ini juga hadir  juga kawasan pertokoan Falasria di depan pom bensin Medono. Artinya ini bukan lagi segitiga emas tapi kawasan emas yang menjanjikan perputaran uang.

Kehadiran transmart juga menjadikan Pekalongan ternyata masih menarik bagi investor. Meskipun ada banjir rob yang kini sudah menyerang hampir sepertiga wilayah Kota Pekalongan, nyatanya investor kakap seperti Chairul Tanjung masih melihat ada opportunity di Pekalongan melalui pembangunan Transmart dari sebelumnya berupa Carrefour berlantai satu. Transmart diharapkan bisa menarik pasar dari empat kabupaten/kota yakni Kota dan Kabuapten Pekalongan, Kabupaten Batang dan Pemalang untuk datang berbelanja di sana. Orang tetap haus akan hiburan atau jalan-jalan keluar rumah untuk sekedar hangout atau berbelanja. Kehadiran Transmart

Keberadaan Transmart juga akan membuat kompetisi sepertinya kurang berimbang dalam bisnis retail. Pemain-pemain sejenis seperti Matahari, Ramayana dan Superindo sepertinya akan terkena dampak serius dari keberadaan Transmart. Pasalnya, market atau pasar yang dibidik sama. Sementara mereka belum ada perkembangan berarti, namun di sisi lain Transmart menawarkan kebaruan, keluasan, kemegahan, dan kelengkapan.
Bahkan bioskop 21 yang ada di Ramayana sepertinya juga akan ikut terpukul karena Transmart juga menghadirkan bioskop 21 juga dalam bentuk yang lebih wouw. Kemarin istri saya juga sempat jalan-jalan ke Matahari bersama temannya. Dan katanya Matahari terlihat sepi. Apakah itu dampak dari kehadiran Transmart kita belum tahu persis. Tapi aku yakin itu tetap ada dampak dari kehadiran Transmart.

Tapi kompetisi itu hal biasa dalam bisnis. Sebab itu justru memacu orang untuk berinovasi. Kita tidak tahu apakah dengan kehadiran Transmart akan membuat Matahari, Ramayana dan Superindo akan melakukan inovasi baru. Seperti menambah lantai gedung perbelanjaan mereka atau hal-hal unik lainnya. Kita tunggu saja. Sebab untuk melakukan penambahan lantai atau hal-hal yang bersifat pengembangan juga butuh capital tidak sedikit dalam bisnis retail berukuran jumbo. Apalagi kita baru saja dikejutkan dengan informasi terbaru bahwa mall Giant TUTUP. Semua barang dijual dengan harga murah sekarang ini. Disrupsi teknologi telah memukul industru ''permallan' sampai mereka yang tidak kuat harus gulung tikar. Padahal pemainnya adalah para pebisnis besar. Namun ternyata disrupsi jika tidak diantisipasi membuat bisnis kewalahan dan kelimpungan. Ini yang terjadi sekarang. Banyak pelaku bisnis mall harus mengalami kekalahan. Mereka gulung tikar. Tentu kita tidak ingin itu terjadi pada Transmart, Matahari, Ramayana dan Superindo di Pekalongan. (trisno suhito)






Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)