Jadikan Allah Tujuan Hidup Kita

Apa yang kita cari sebenarnya dalam hidup ini?

Kadang yang ada dalam pikiran kita sehari-hari dihiasi dengan keinginan yang bermacam-macam. Ingin mencari dan mendapat uang sebanyak-banyaknya. Seolah-olah uanglah yang akan memberikan kebahagiaan hidup. Ingin membangun jaringan seluas-luasnya, seolah-olah jaringan atau pertemanan itu yang akan melancarkan segala urusan kita di dunia ini. Ingin mencapai target kantor dengan sebaik-baiknya seperti itu membawa kepuasaan tersendiri. Atau ingin mendapatkan kekuasaan, kehormatan, nama besar, seolah-olah itu pula juga yang akan memberikan kita kebahagiaan.

Coba renungi, kita tidak bisa berbohong adakalanya di saat kita mengejar itu semua hati kita merasa gersang, kering dan merasa terus kekurangan. Bahkan kekosongan dan hampa. Ternyata yang sedang kita kejar itu bernama dunia. Dunia kadang menjadi tujuan kita. Seperti tidak ada puasnya dan merasa terus mengalami kekurangan. Bukan rasa syukur yang hadir karena berbagai keberlimpahan nikmat yang sudah Tuhan berikan, tapi ketidakpuasan atas apa yang belum kita dapatkan dan kita capai. Hati terasa sempit karena kurang bersyukur.

Ternyata, uang, kekuasaan, jaringan, perhatian manusia ataupun hal-hal lain tidak bisa kita jadikan tujuan. Itu fana. Itu bukan substansi, bukan isi, hanya permukaan saja. Tapi yang permukaan itu yang kadang menghiasi perasaan kita, hati kita, tubuh kita dan pikiran kita. Standar hidup kita seolah menjadi keduniawiaan. Itulah yang dimasukan setan kedalam hati kita, perasaan kita, pikiran kita dan tubuh kita. Setan menggoda kita lewat itu semua. Membisiki perasaan kita dengan sangat halus. Meniupkan ke perasaan kita dengan cara yang sangat soft, sehingga kita seperti tidak merasakan itu sebagai sebuah tipuan. Kita tidak menolak dunia, tapi tempatkan pada proporsinya. Jangan jadikan duniawi itu sebagai tujuan.

Ternyata, jika kita membuka hati dengan sungguh-sungguh, ada yang melampaui itu semua. Tujuan hidup kita yang sesungguhnya jika kita ingin hati damai, tenteram, adem, dan penuh ketenangan, adalah Allah. Ya, inilah tujuan hidup kita. Selama ini kita belum bahkan tidak menjadikan Allah sebagai tujuan hidup. Allah seperti bukan yang ingin kita capai dan kita gapai. Kita tidak lagi peduli dengan kapan menyembah-Nya, tidak peduli dengan dosa-dosa, tidak peduli dengan waktu yang kita manfaatkan untuk apa, kita membuang waktu bukan untuk Allah, tapi untuk lainnya. Allah tidak hadir dalam hati kita. Padahal sumber ketenteraman itu adalah kalau kita memiliki konsep diri, Allah hadirkan dalam hati kita. Ya hati kita.

Begitu yang masuk dalam hati kita adalah uang, uang, dan uang. Atau kekuasaan, kekuasaan, kekuasaan. Atau jaringan, jaringan, jaringan. Atau bahkan nafsu, nafsu, nafsu. Maka hati kita akan sangat mudah dimasuki setan. Setan bisa menguasai hati kita. Padahal dalam agama diajarkan, ada sesuatu di dalam tubuh yang jika itu baik, maka keseluruhan manusia tersebut akan baik. Dan itu adalah hati atau perasaan atau nurani. Jika setan yang menguasai, maka Allah tidak akan menjadi tujuan kita. Dia kita lalaikan. Jangan sampai kita dilalaikan oleh Allah karena Dia tidak menjadi tujuan hidup kita. Hidup menjadi terasa kosong, gersang, kering, tidak tentram, berorientasi jangka pendek duniawi dan bukan beyond (melampaui) hal-hal tersebut.

Ketika kita tidak menjadikan Allah sebagai tujuan, maka  kita akan melakukan apa saja tanpa mempertimbangkan apa yang diinginkan-Nya. Allah tidak jadi prioritas. Padahal Dia sudah sangat tegas, untuk kepentingan manusia, Dia meminta agar ada hal-hal yang harus dijauhi, dihindari dan dilarang. Jangan dilakukan semua itu.
Dan ada pula yang harus dilakukan dalam bentuk dan tujuan untuk kebaikan. Ketaatan, itu yang diminta Allah. Allah sudah menjanjikan barang siapa taat, maka akan diberikan nikmat-nikmat-Nya. Tuhan akan membalas setiap kebaikan yang dilakukan hamba-Nya. 

Kita kadang tidak mempertimbangkan Tuhan dalam perilaku, ucapan, dan tindakan kita sehingga terjerumus dalam perbuatan dosa dan maksiat. Padahal Allah tidak menginginkan itu. Dia tidak senang kita melakukan dosa-dosa. Dosa itu yang mungkin membuat Tuhan tidak ridho dengan tindakan, ucapan dan perilaku kita di dunia. Sementara jika kita melakukan apa yang diminta, apa yang diinginkan dan diperintahkan dalam bentuk ketaatan, maka Tuhan akan sangat bergembira. Akan sangat senang karena hamba-Nya mematuhi apa yang diinginkan Tuhan. Dia sudah berjanji, jika hamba-Nya taat, maka akan diberikan nikmat, ditambahkan berbagai karunia dalam kehidupan. Dia akan ridho pada hamba-Nya yang mematuhi diri-Nya. Mau berserah diri dalam perintah dan kekuasaan-Nya.

Balasan kenikmatan, kebaikan dan kebahagiaan itu tidak hanya di dunia, tapi juga di alam setelah dunia yaitu akhirat. Allah menginginkan kita untuk dimanja-manja oleh Tuhan. Syaratnya cuma satu, hamba-Nya itu menghiasi hari hari-Nya dalam bentuk ketaatan, dan kebaikan. Akan dibukakan ketenteraman hati, perasaan, nurani, jiwa dan pikiran serta dibimbing seluruh anggota tubuh dalam jalan yang lurus.

Jika Allah sudah menjadi tujuan, maka sholat kita tidak akan terasa berat. Tapi ringan dan membuat kita ketagihan. Membuka hari dengan beribadah seperti mengerjakan sholat tahajud atau sholat shubuh dan membaca Al Qur'an. Di tengah hari beraktivitas, sholat dan membaca firman-Nya lagi. Di penghujung hari, juga kembali sholat dan membaca Al Qur'an lagi. Setiap yang kita lakukan menghadirkan Allah sebagai  tujuan. Mengisi hati kita dengan kebaikan-kebaikan.

Namun itu tidak membuat senang syaitan. Syaitan akan mencoba mengganggu hati dan perasaan manusia, jiwa dan pikiran manusia, untuk menjadikan selain Tuhan sebagai tujuan. Dia tidak rela Allah sebagai tujuan. Syaitan mencoba membisikan, menggoda, menghiasi perasaan, jiwa, pikiran manusia dengan tipu daya seolah-olah itu kenikmatan. Padahal semuanya itu tujuannya adalah untuk melalaikan Tuhan. Tuhan dinomorduakan, bahkan dinomor sekiankan. Karena itu, agama sudah memerintahkan agar kita berlindung dari tipu daya syaitan, bisikan syaitan, godaan syaitan dan hasutan-hasutan syaitan.

Karena itu, mari setiap saat, kita berlindung pada Tuhan agar terhindar dari syaitan. Mari jaga hati kita, perasaan kita, jiwa kita, pikiran kita dan fisik kita,  dari segala gangguan, bisikan, dan tipu daya syaitan. Itu adalah kunci kebahagiaan kehidupan. Hindari dan jauhi tipu syaitan.

Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)