Samudera Ilmu

 Salah satu yang menarik dari kehidupan dunia adalah ilmu. Yess, ilmu. Ilmu itu apa? Sederhana saja; pengetahuan-pengetahuan seputar kehidupan. Baik soal dunia maupun akhirat. Dalam perspektif barat, ilmu tidak ada tarikannya dengan soal-soal ukhrawi. Murni duniawi. Namun bagi penganut agama, terutama agama samawi, ilmu itu terkait erat dengan kehidupan setelah dunia. Jadi beyond duniawi. Ya kehidupan dunia, dan terhubung dengan kehidupan akhirat.

Saat ini, perkembangan ilmu sangat luar biasa cepatnya. Pengetahuan kontemporer terus berkembang pesat. Ada soal digitalisasi, internet of things, cloud dan lainnya. Ada juga pengetahuan klasik seputar agama yang ditransmisikan melalui kitab-kitab kuno atau kitab kuning. Ada juga pengetahuan yang ditransfer melalui sekolah, lembaga pendidikan maupun babad, kisah masyarakat sampai di dalam keluarga.

Semuanya adalah sumber pengetahuan. Ada juga ilmu yang sekarang bisa didapat dengan mudah melalui teknologi digital seperti youtube, website, maupun media sosial seperti Instgram, Facebook atau Twitter. Ada juga sumber ilmu seperti kyai, dosen, guru dan lainnya. Samudera ilmu begitu menarik. Termasuk yang bisa kita dapatkan melalui channel-channel di dunia maya.

Aku sendiri sangat suka mendengarkan berbagai hal menarik dari youtube ketika di mobil maupun ketika di rumah. Termasuk soal-soal ilmu, baik agama, bisnis, kesehatan maupun lainnya. Dunia digital memberikan kemudahan tidak terhingga untuk kita bisa mengakses ilmu tanpa harus ketemu tokoh atau orang yang menyampaikan. Tanpa harus datang ke lokasi mereka menyampaikan. Cukup dari handphone atau laptop kita sudah bisa mendapatkan samudera ilmu yang luar biasa luasnya.

Ini sebuah kesempatan yang sangat besar untuk mengaksesnya.  Saya begitu senang ketika melihat ada beberapa tokoh yang berkumpul dan tertulis samudera ilmu. Wah benar sekali. Mereka memang bagian dari samudera ilmu yang dititipkan oleh Allah agar ilmunya disampaikan pada orang lain atau masyarakat. Memang benar, ketika mencari ilmu kita jangan sekedar menelan mentah-mentah apa yang disampaikan di media sosial atau di internet.

Tapi, kemudahan teknologi telah membuat kita bisa mengakses samudera ilmu dengan lebih mudah. Tentu kita sendiri yang harus bisa memfilter, mana yang bisa kita terima sebagai sebagai ilmu dan inspirasi dan sebaliknya. Artinya otak kita yang harus bisa menseleksi secara pribadi. Karena, apa yang disampaikan melalui internet belum tentu juga sama
dengan kebenaran. Atau menyampaikan perspektifnya masing-masing. Minimal, apa yang disampaikan bisa memperkaya perspektif kita.

Yess, memperkaya perspektif yang belum kita miliki. Kita ambil sisi positifnya saja. Samudera ilmu yang disediakan di dunia internet kita manfaatkan atau kita ambil untuk memperkaya perspektif kita dalam mengarungi kehidupan. Apalagi di tengah situasi seperti sekarang dimana komunikasi digital semakin mendominasi, maka ilmu juga sekarang semakin mudah tersebar melalui dunia digital. Ambil dan manfaatkan yang positif. Yang tidak, kita buang jauh-jauh. (Trisno Suhito)





Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)