Mangrove, Masihkah Bisa Ditanam di Pesisir Pekalongan?

Pertanyaan diatas menjadi kalimat serius yang harus dipikirkan oleh orang orang di Pekalongan. Yess, apakah pohon mangrove masih bisa ditanam dan akan tumbuh besar untuk bisa menjadi pelindung kawasan pesisir di Kota Pekalongan dari dampak perubahan iklim dan penanganan alami persoalan banjir rob yang masih terjadi di kota batik sekarang ini? 

Rabu, 21 September 2022 menjadi salah satu hari ''bersejarah'' dalam gerakan penanaman mangrove di Pekalongan. Hari itu, menjadi seremonial penanaman mangrove di Kota Pekalongan yang dilakukan lembaga Kemitraan / Partnership for Governance Reform bekerjasama dengan Pemkot Pekalongan dan jajarannya. Tak tanggung tanggung Walikota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid langsung hadir dalam kegiatan ini, didampingi Kepala DLH Joko Purnomo, Kepala DPU PR Bambang Sugiharto, Camat Pekalongan Utara, Lurah Kandang Panjang dan berbagai elemen masyarakat lainnya. 

Sementara dari Kemitraan hadir Team Leader Andi Kiky bersama tim nya yang sejak awal sangat serius dan concern dalam mensukseskan kegiatan ini. Berapa jumlah mangrove yang ditanam ? Luar biasa banyak; 16.100 bibit. Ribuan bibit tersebut ditanam di dua lokasi pesisir yang terletak di Kelurahan Kandang Panjang dan Bandengan. Untuk yang di Kelurahan Kandang Panjang letaknya di sebelah barat PIM atau taman mangrove. Tercatat 11.500 bibit ditanam di lokasi di Kelurahan Kandang Panjang dan sisanya ditanam di Kelurahan Bandengan. 

Walikota dan semua yang menanam dibawa menggunakan perahu atau kapal kayu terlebih dahulu untuk sampai ke lokasi yang di Kelurahan Kandang Panjang. Sebelah barat persis PIM. Luasnya sekitar 5.000 m2. Itu lahan atau tanah milik warga di situ. Namanya Pak Jumani. Dia sudah mengikhlaskan tanahnya ditanami mangrove, dan sampai dibubuhkan materai sebagai bukti keseriusannya lahannya ditanami mangrove. Bibit mangrove yang ditanam jenis Avicinea atau api api. 

Sementara lokasi lahan yang ditanami di Kelurahan Bandengan nantinya ada di dua titik, yakni di sepanjang longstorage dekat '' tanggul raksasa '' yang dibangun dan tanah timbul. Tanah timbul merupakan tanah yang sudah terendam air laut karena rob / banjir selama bertahun tahun kemudian muncul kembali. Luasan tanah yang akan ditanami mangrove luasnya kurang lebih 800 m2.  

Lebih dari 13 Kali 

Penanaman mangrove di pesisir Pekalongan memang menjadi tantangan tersendiri. Apakah mangrove yang ditanam akan bisa tumbuh sesuai dengan jumlah yang ada? Ini menjadi pertanyaan serius karena misalnya di tanah yang ditanam di Kandang Panjang tersebut sebelumnya katanya sudah ditanami sampai 13 kali. Namun hasilnya tidak seperti yang dibayangkan. Bahkan seperti yang dikatakan Ketua LPBI NU Kota Pekalongan Ali Imron, pihaknya pernah menanam 750 bibit, namun yang bertahan sekitar 100 saja. Mereka menanam sampai dua kali. 

Ini perlu menjadi pemikiran bersama. Sebab sebenarnya banyak sekali lembaga yang sebelumnya melakukan penanaman mangrove tapi jumlah mangrove yang bertahan dan tumbuh belum seperti yang diharapkan. Apa penyebabnya? Mungkin bisa kita identifikasi. Kalau di sekitar Kelurahan Kandang Panjang dan Bandengan, tidak maksimalnya tumbuhnya mangrove karena gelombang air laut di kawasan situ sudah termasuk tinggi. Mangrove tumbuh karena pasang surut air laut. Sementara air pasang di sekitar itu sudah termasuk tinggi. 

PIM atau taman mangrove yang dulu termasuk 'ijo royo royo' dengan mangrove sekarang mangrovenya banyak yang rusak. Kondisi PIM yang dulu terisi dengan banyak mangrove dan terlihat indah, bahkan membentuk bentuk yang indah, sekarang kondisinya termasuk memprihatinkan.  Ada b

Salah satu analisanya adalah karena gelombang air lautnya yang tinggi. Memang gelombang air laut di sekitar kawasan itu sudah lebih besar dibanding tahun tahun sebelumnya. Yang kedua, disamping besarnya air pasang, juga karena dari sisi pemeliharaan kurang dimonitoring. Penanaman mangrove mungkin banyak dilakukan, tapi dari sisi pemeliharaan kurang maksimal dilakukan. 

Ini menjadi pekerjaan rumah yang juga harus dilakukan agar penanaman mangrove  perlu diikuti dengan kegiatan monitoring atau pengawasan. Tujuannya, penanaman yang dilakukan bisa benar benar menghasilkan mangrove yang tumbuh dengan baik. Selain itu juga bisa berfungsi menjadi benteng alami dalam pencegahan dampak perubahan iklim serta pencegahan banjir rob di Kota Pekalongan. 









Mangrove menjadi ekosistem yang sangat vital dan strategis untuk membentengi Kota Pekalongan secara alami dari terjangan banjir rob dan mengatasi efek dampak perubahan iklim. Rusaknya lapisan ozon akibat emisi karbon memicu perubahan iklim yang semakin nyata dampaknya. Seperti banjir rob di Kota Pekalongan, sudah 31 % wilayahnya terendam akibat luapan air laut. Saatnnya semua memberi kepedulian pada gerakan penanaman mangrove.  Ini karena mangrove mampu menyimpan dan menyerap emisi karbon 4-5 kali lebih banyak dari hutan tropis daratan sehingga dapat membantu melindungi lapisan ozon. 

Yuks geasss, mari peduli dengan alam dan lingkungan dengan melakukan penanaman mangrove.... (Trisno Suhito)








Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)