Produksi (lagi)




Dunia bisnis terus berkembang. Kita harus terus beradaptasi dengan perkembangan yang ada. Kemampuan membaca peta bisnis, baik pasar online maupun offline harus terus dilakukan. Salah satunya apa yang harus kita produksi dan pasarkan di tengah tarik menarik suplay dan demand market.

Setelah melalui proses analisis cukup panjang, saya dengan istri mengambil keputusan strategis; kita akan kembali berproduksi. Produknya apa? DASTER. Ya Daster. Kenapa daster? Sebab dari hasil analisa kita, daster adalah salah satu produk yang punya market besar. Pasarnya bagus. Banyak orang baik penjual atau reseller yang mencari produk ini. Jangan remehkan daster. Meskipun jadi ''baju kebesaran'' ibu-ibu atau kaum perempuan di rumah, ternyata peminatnya banyak.

Coba saja Anda beri daster pada ibu-ibu atau kaum perempuan, mereka pasti akan menyukainya. Daster adalah fashion idaman mereka. Daster adalah simbol kebebasan kaum perempuan setelah seharian bekerja atau melakukan aktivitas dengan memakai produk ini di rumah. Daster juga semacam membawa hookie bagi kita. Sebab dulu kita di awal usaha juga sudah pernah memproduksi daster. Jenisnya daster payung. Bentuknya unik, melebar ke bawah seperti payung terbalik. Pasarnya juga bagus dan laku terjual. Keuntungannya bagus.

Produksi ini berhenti setelah kita pindah rumah dari mertua ke rumah sendiri. Rumah kita bangun bersebelahan dengan rumah mertua. Tidak jauh hanya bersebelahan saja. Kita juga punya website khusus dengan nama www.dasterbatikpekalongan.com. Namun kemudian kita ganti nama website-nya setelah kita ingin memperlebar market kita dengan nama domain www.batikfoda.com, sampai sekarang.

Start Awal

Setelah melalui proses panjang, akhirnya aku sama istri bersepakat untuk kembali memproduksi daster. Bentuknya bisa daster biasa dan longdress. Ini menjadi semacam start awal kembali kita berproduksi. Menjadi cita-cita sekaligus tantangan karena kita ingin berproduksi sendiri. Ada kegembiraan tersendiri ketika kita punya produk berasal dari produksi sendiri. Apalagi pembeli atau reseller seringkali bertanya, apakah ini produksi sendiri? Mereka sepertinya semakin yakin untuk membeli ketika kita tahu memproduksi sendiri. Sebab berarti langsung dari produsen dan harga lebih murah. Mereka bisa jual kembali dengan harga yang secara hitung-hitungan ekonomis itu tepat.

Selain itu, ada hal yang lebih menantang. Dengan berproduksi sendiri, kita punya label nama di produk. Kita punya output dimana produk kita bisa dikenal secara luas oleh publik. Dan tidak kalah penting, kita ingin membudayakan produksi. Kita tidak mau hanya menjadi bangsa konsumen. Bangsa yang hanya bisa mengkonsumsi produk-produk orang atau dari bangsa lain. Dengan produksi, ada semangat ketekunan, tekad, kreativitas agar produk kita bisa diterima pasar. Ada kegembiraan di situ. Ada tantangan. Ada harapan, Ada semangat. Ada rasa senang jika produk kita dikenal dan menghasilkan laba atau keuntungan. Bangsa-bangsa lain terus berpikir untuk memproduksi barang dan jasa. Sementara kita kadang tidak berpikir itu dan lebih suka menjadi pengkonsumsi semata.

Berangkat dari kekuatan yang ada di sekitar kita, maka kita putuskan untuk memproduksi daster. Sebab di Pekalongan itu gudangnya fashion, khususnya batik. Kita tidak akan kesulitan mendapatkan kain, penjahit, tukang babar, sampai pembeli. Ada semua disini. Pasarnya juga jelas. Baik di dalam kota maupun luar kota. Hari ini, aku sama istri ditemani anak-anak, Yassar dan Albi, mencari pembabar daster batik. Alhamdulillah ketemu. Mereka juga kalau tidak salah yang dulu membabarkan daster payung kita. Kita juga ke toko pembuat label dan sedang dibuatkan desainnya untuk produk daster serta longdress produksi kita.

Kita juga berharap ke depan tidak sekedar memproduksi daster. Tapi juga produk-produk lainnya. Karena itu, kita juga sebut produksi ini sebagai start awal. Bukan sekedar start memproduksi daster kembali, tapi juga dalam konteks lebih luas. Kita ingin memproduksi apa saja untuk menjadi bagian dari tekad sebagai kaum atau bangsa produsen. Produk-produk kita diharapkan bisa tersebar di belahan dunia, bukan hanya Indonesia, dan kita tidak hanya menjadi bangsa pemamah atau konsumsen dari produk orang dan bangsa lain. Ini tekad dan impian. Visi. Semuanya akan mudah jika kita punya mimpi seperti itu.

Kita juga sebut sebagai start awal, karena kita juga tidak ingin hanya berhenti di usaha daster atau batik saja. Tapi juga meluaskan sayap dan lini bisnis kita berbagai sektor. Saat ini adalah titik awal. Masih banyak titik-titik lain yang ingin kita capai. Itu juga harapan dan cita-cita kita. Mimpi dan visi yang ingin kita capai. Ada pencapaian-pencapaian terus yang kita ingin lakukan. Ini agar kita terus bergerak maju dengan berbagai lompatan. Tidak hanya puas dengan apa yang kita capai saat ini. Sebab hal-hal tersebut yang justru menantang. Ide bisnis bukan sekedar uang, tapi masuk ke dalam ruang psikologis; melakukan hal-hal baru yang menantang dan berbeda. Di situ ada kepuasan. Di situ ada kegembiraan. Di situ ada makna pencapaian. Itulah kemajuan. (trisno suhito)


Keterangan foto: Bersama Julia Sontag dari Jerman dengan produk daster kaos yang kita produksi sendiri. Foto-foto produk daster kaos yang kita buat. Kita juga akan memproduksi daster-daster dalam bentuk dan motif lain.


Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)