Dosa Menjauhkan Kita dengan Tuhan

Tanpa kita sadari, kadang kita melakukan tindakan yang berujung dosa. Tidak hanya tidak disadari, tapi juga dengan kesadaran dan tahu itu perbuatan dosa tetap kita lakukan. Kita kadang tidak sadar sedang menumpuk dosa-dosa. Melakukan dosa sudah tidak mempertimbangkan Tuhan sebagai pencipta kita. Padahal Tuhan menghendaki kita untuk berbuat amal kebaikan, kebajikan dan jangan melakukan perbuatan dosa.

Dosa-dosa tersebut yang  menjauhkan, bahkan sampai memisahkan manusia dengan Tuhannya. Jika amal ibadah membuat kita dekat dengan Tuhan, maka dosa adalah kebalikannya. Dia menjauhkan manusia dari Tuhan. Dosa membuat kita lupa pada Tuhan. Sementara ibadah membuat kita ingat pada Tuhan. Coba saja rasakan, jika kita melakukan dosa, maka hati seperti merasa terasing, merasa tidak penuh isinya, ada yang mengganjal dan nafsu atau keinginan-keinginan kita yang mendominasi.

Hati jadi merasa memiliki sesuatu yang minus. Ada kekeringan. Ada pikiran negatif. Hati terasa tidak tenteram. Dosa membuat hati kita serasa berakrab dengan syaitan dan membangun jarak dengan Tuhan. Akibatnya, kita sebagai hamba tidak dekat dengan Tuhan. Perasaan kehambaan kita menjadi berkurang, bahkan hilang. Dosa membuat Tuhan, Sang Pencipta kita bukan lagi sebagai prioritas, bukan lagi yang utama. Bukan amal kebaikan yang kita kumpulkan, tapi amal sebaliknya.

Dosa yang didorong oleh bisikan syaitan telah membuat kita lalai dan lupa dengan Tuhan. Tuhan sudah memberikan berbagai anugerah dan kenikmatan kehidupan. Idealnya itu diimbangi dengan rasa terima kasih dan syukur kita melalui ketaatan dan ibadah sebagai balasan pada Tuhan. Itu sebagai bentuk 'penghargaan' pada Tuhan yang setiap hari terus mengurusi hidup kita. Tidak jenuh dan penuh dengan cinta-Nya.

                                                           BAGAN

        Syaitan - Mengajak Dosa/maksiat - Menjauhkan manusia dari Allah- Menjauhkan manusia dari
        rezeki

       Ibadah - Mengajak pada kebaikan - Mendekatkan manusia dengan Allah - Mendekatkan
       manusia   dengan rezeki (hati tenteram, hidup terasa bahagia, diberikan berbagai nikmat dan
       kebahagiaan)



Dalam ilmu magnet rezeki, dosa juga bisa menjadi semacam perisai atau penghalang mampirnya rezeki dalam hidup manusia. Tidak hanya dalam ilmu magnet rezeki, ulama seperti Adi Hidayat, Yusuf Mansyur, dan dalam pelatihan-pelatihan yang digelar di Entrepreuner University yang pernah saya ikuti, dosa-dosa ternyata juga membuat rezeki manusia terhalang. Jika ingin lancar rezekinya atau rezeki mengalir deras, maka perisai atau penghalang itu harus dibuka alias janganlah berbuat dosa. Dosa-dosa berupa kemaksiatan yang dilakukan manusia, selama ini bisa jadi itulah yang menjadi penghambat bagi rezeki.

Padahal Allah sudah menyediakan rezeki sedemikian luas, tapi dosa-dosa  menjadi penghalang diterimanya rezeki pada manusia. Rezeki itu tidak harus dalam bentuk berupa uang atau harta, tapi berbagai kebaikan-kebaikan seperti kehidupan keluarga yang harmonis, kesehatan, keselamatan, penjagaan Allah, kecerdasan, dan lainnya. Jadi, kalau ingin mendapat rezeki yang luas, maka hindarilah dosa-dosa.

Seperti dikisahkan dalam sejarah, Nabi Adam dulu sebenarnya disediakan berbagai fasilitas kenikmatan hidup tidak terhingga di surga. Dia dimanja oleh Tuhan dengan berbagai hal yang ada di surga. Syaratnya satu, jangan berbuat 'dosa' dengan tidak mendekati apalagi memakan buah khusus bernama khuldi. Namun karena bisikan dan godaan syaitan, maka Nabi Adam memakan buah tersebut. Nabi Adam kemudian diturunkan ke bumi karena dosa-dosa tersebut, lalu meminta ampun dan diberi ampunan oleh Allah.

Cerita tersebut menggambarkan, Allah sebenarnya ingin memanjakan hamba-Nya dengan berbagai rezeki dan kenikmatan. Syaratnya hindari perbuatan yang tidak disenangi Allah atau dosa sehingga Allah ridho. Allah meminta manusia untuk taat, tunduk, patuh dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Sederhana, sebenarnya itu saja yang diminta Allah. Jangan keluar dari permintaan tersebut. Jika itu dilaksanakan, maka hidup manusia akan menjadi tenang, tenteram, damai, aman dan penuh kebarokahan. Namun bisikan-bisikan syaitan yang tidak terima dengan kehadiran manusia sejak awal penciptaan Nabi Adam, membuat manusia kadang melalaikan Allah dan perintah-Nya.

Bisikan syaitan, minimnya iman dan kesadaraan serta ketidakmauan manusia mencari ilmu, membuat manusia mudah terjerumus dalam dosa. Manusia harus punya benteng yang kokoh agar menjadi penghalang dosa-dosa seperti menghindari perbuatan maksiat, memperkuat iman dan terus bergairah mencari ilmu termasuk ilmu agama dan spiritual. Jika sudah bisa, maka syaitan tidak akan senang dan  kita bisa terhindari dari bisikan syaitan. Sadarlah, bisikan syaitan untuk mengajak manusia berbuat dosa itu sangat halus. Syaitan juga sangat sabar, dan perlahan-perlahan melakukan bisikan tersebut.

Mereka tidak buru-buru dengan bisikan yang halus sehingga manusia pelan tapi pasti tidak merasa kalau manusia melakukan perbuatan dosa. Yang dimiliki syaitan hanyalah kekuatan membisiki. Tidak lebih dari itu, Ya hanya bisikan saja. Benar-benar bisikan. Kelebihan mereka hanyalah kita tidak bisa melihat syaitan secara langsung, tapi mereka bisa melihat kita sehingga tahu apa  yang sedang kita rasakan dan pikirkan. Dari perasaan dan pikiran taersebut itulah, syaitan kemudian membisiki manusia yang ujungnya untuk berbuat tindakan, ucapan dan pikiran terkait dosa.
 
Untuk itu, hindarilah perbuatan maksiat sekecil apapun. Sebab dari yang kecil tersebut kemudian membuat kita merasa tidak ada masalah, tapi sejatinya itu dosa. Dan dosa itu yang diinginkan syaitan untuk menjerumuskan manusia agar menjauh dari perintah-perintah Tuhan. Dimana dari perintah-perintah Tuhan itu ada berbagai kebaikan atau rezeki, dan  Allah akan membalas setiap perbuatan baik manusia dengan kebaikan atau rezeki juga.

Untuk itu, hindari perbuatan dosa, teruslah bangun kesadaran untuk berbuat baik atau melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi maksiat. Dengan demikian, rezeki atau berbagai kebaikan akan diberikan Tuhan pada kita. Tidak  hanya dibalas di dunia, tapi juga di akhirat.








Comments

Popular posts from this blog

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (2)

Makam Syeikh Maulana Maghribi Wonobodro, Batang

Mengintip Kehidupan Lokalisasi di Batang (3)